Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Cerita Rakyat

Dongeng Si Ande Ande Lumut Cerita Rakyat Asal Jawa Timur

Berikut dongeng Ande Ande Lumut cerita rakyat Jawa Timur. Dahulu, ada sebuah Kerajaan besar yang bernama Kerajaan Kahuripan.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Youtube/ Dongeng Kita
Dongeng Si Ande Ande Lumut Cerita Rakyat Asal Jawa Timur 

TRIBUNJATENG.COM - Berikut dongeng Ande Ande Lumut cerita rakyat Jawa Timur.

Dahulu, ada sebuah Kerajaan besar yang bernama Kerajaan Kahuripan.

Namun, untuk mencegah perang persaudaraan Kerajaan Kahuripan di bagi menjadi dua, yaitu Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala.

Sebelum Raja Erlangga meninggal, ia berpesan untuk menyatukan kembali kedua Kerajaan tersebut.

Akhirnya, kedua Kerajaan tersebut bersepakat untuk menyatukan kedua Kerajaan, dengan cara menikahkan Pangeran dari Kerajaan Jenggala, yaitu Raden Panji Asmarabangun dengan Putri cantik Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri.

Raden Panji dan Dewi Sekartaji
Raden Panji dan Dewi Sekartaji (Youtube/ Dongeng Kita)

Namun ibu tiri Putri Sekartaji menentang hal itu.

Ia menginginkan Putri kandungnya sendiri yang menjadi Ratu Jenggala.

Ibu tiri pun  menculik dan menyembunyikan Putri Sekartaji.

Raden Panji Asmarabangun pun sedih dengan berita menghilangnya Putri Sekartaji.

Melihat kesempatan itu Ibu tiri Putri Sekartaji membujuknya untuk menikahi Intan Sari sang putri kandung.

"Tidak bisa bu, bagaimanapun, saya juga mencintai Putri Sekartaji," tolak Pangeran Panji Asmarabangun.

Ia pun memutuskan untuk mencari Dewi Sekartaji. Ia akhirnya mengganti namanya menjadi Ande-ande Lumut.

Suatu hari, ia menolong seorang Nenek yang sedang kesusahan yang bernama Mbok Randa. Akhirnya, mbok Randa mengangkatnya sebagai anak angkat dan tinggal dirumah Mbok Randa.

Suatu hari, Ande-ande Lumut meminta ibu angkatnya untuk mengumumkan bahwa ia sedang mencari calon istri. Banyak gadis-gadis desa di sekitar desa Dadapan untuk bertemu dan melamar Ande-ande Lumut. Namun, tidak seorangpun yang ia terima untuk di jadikan istrinya.

Sementara, Putri Sekar berhasil membebaskan diri dari sekapan ibu tirinya. Di pasar, ia mendengar kabar jika Pangeran Panji sudah tidak berada di Kerajaan. Putri Sekartaji pun urung kembali ke kerajaan.

Ia  memutuskan untuk mencari Pangeran Panji.

Suatu hari, ketika Putri Sekartaji tiba di rumah seorang janda yang mempunya tiga anak gadis cantik. Nama ke tiga gadis tersebut adalah, Klenting Merah, Klenting Biru dan Klenting Ijo.

Melihat paras Putri Sekartaji yang cantik, ibu Klenting pun mengadopsi Putri Sekartaji dan menamainya Klenting Kuning.

Meski di angkat menjadi anak tiri, namun Klenting Kuning tidak diperlakukan dengan baik. Ia diperlakukan seperti pembantu.

Klenting Kuning dan 3 kakaknya
Klenting Kuning dan 3 kakaknya (Youtube/ Dongeng Kita)

***

Suatu hari Klenting Kuning mendengar berita yang bersumber dan desa Dadapan kabar itu menyebutkan jika Mbok Randa mempunyai anak angkat, seorang pemuda yang sangat tampan wajahnya_ Ande-ande Lumut namanya.

Ketampanan Ande-ande Lumut sangat terkenal menjadi buah bibir dimana-rnana. Banyak gadis yang datang ke desa Dadapan untuk melamar anak angkat Mbok Randa itu.

Kabar tentang Ande-ande Lumut sedang mencari Istri terdengar oleh ke ke empat gadis cantik tersebut. Akhirnya, Janda tersebut menyuruh anak-anaknya untuk pergi menemui Ande-Ande Lumut.

Sungai luas yang harus disebrangi untuk bertemu ande-ande lumut
Suatu hari, mereka segera berangkat.

Namun, mereka hanya pergi bertiga karena Klenting Kuning mempunyai pekerjaan rumah yang belum selesai.

Mereka bertiga saling mendahului agar terpilih oleh Ande-ande Lumut. Namun, di tengah perjalanan mereka sangat kebingungan karena harus menyebrang sungai. Di tengah kebingungan tersebut.

Tiba-tiba, muncullah Pemuda bernama Yuyu Kakang. Ia menawarkan untuk mengantarkan mereka menyebrang. Tapi, Yuyu Kakang mengajukan satu syarat.

‘’ Jika sudah menyebrangkan kalian, maka perbolehkan aku untuk mencium kalian bertiga, " tutur Yuyu Kangkang

 Awalnya mereka menolak. Namun, karena itu jalan satu-satunya mereka pun terpaksa menyetujui persyaratan tersebut.

Klenting Ijo menaiki Yuyu Kangkang
Klenting Ijo menaiki Yuyu Kangkang (Youtube/ Dongeng Kita)

Sesampainya di rumah mbok Randa, mereka langsung memperkenalkan diri satu persatu. Melihat kedatangn ketiga gadis cantik tersebut, ia segera memanggil Ande-ande Lumut.

Namun, ia langsung menolak ketiga gadis tersebut karena tau mereka sudah berciuman dengan Yuyu Kangkang.

Sementara itu, setelah menyelesaikan pekerjaannya, Kleting Kuning  pun berniat datang ke desa Dadapan untuk bertemu dengan Ande-ande Lumut.

Keinginan itu disarnpaikannya kepada ibu angkatnya. Kleting Kuning berangkat menyusul ketiga Kleting lainnya.

Tibalah ia di tepi sungai. Ia pun merasa kebingungan untuk menyebrang. Namun, lagi-lagi Yuyu Kangkang datang menawarkan bantuannya.

Sama seperti ketiga Klenting setelah di sebrangkan Klenting Kuning harus bersedia untuk di cium. Klenting Kuning pun segera naik ke punggung Yuyu Kangkang.

Klenting Kuning dan Yuyu Kangkang
Klenting Kuning dan Yuyu Kangkang (Youtube/ Dongeng Kita)

Setelah mereka tiba di seberang, Kleting Kuning langsung membuka kotoran ayam yang dibungkus daun pisang. Ia mengoleskannya pada kedua pipinya.

Yuyu Kangkang kemudian menagih janji. Kleting Kuning segera memasang pipinya yang diolesi kotoran ayam. Yuyu Kakang pun marah dan menyuruhnya segera pergi.

Di perjalanan, Klenting Kuning bertemu dengan tiga kakaknha yang ditolak oleh Ande Ande Lumut. Melihat kotoran di wajah Klenting Kuning, sang kakak menertawainya.

"Haha bagaimana mungkin kamu diterima. Lihat ada kotoran di pipimu. Sudah lah Klenting Kuning lebih baik kau pulang saja," tutur Klenting Kuning.

Klenting Kuning tetap bersikeras.

"Tidak kak, aku ingin bertemu dengan Ande Ande Lumut," tutur Klenting Kuning melanjutkan perjalanan.

Sesampainya di rumah Mbok Randa, firasat Klenting Kuning benar. Ande Ande Lumut adalah Raden Panji.

Keduanya pun segera berpelukan dan kembali ke kerajaan.

Raden Panji dan Dewi Sekartaji
Raden Panji dan Dewi Sekartaji (Youtube/ Dongeng Kita)

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved