Berita Video
Video Pedagang di Pasar Blora Ingin Harga Minyak Goreng Diturunkan
Pedagang di Pasar Sido Makmur bernama Nur faizah (47) ingin harga minyak goreng diturunkan.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Berikut ini video pedagang di pasar Blora ingin harga minyak goreng diturunkan.
Pedagang di Pasar Sido Makmur bernama Nur faizah (47) menginginkan harga minyak goreng diturunkan.
Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Muhammad Lutfi resmi menetapkan harga minyak goreng kemasan Rp 14.000 per liter pada Rabu, 19 Januari 2022, baik kemasan plastik maupun kemasan jeriken.
Hal itu berlaku di seluruh wilayah Indonesia.
“Menurut saya masih mahal, dulu seliter 12 ribu, kalau 14 masih kemahalan,” ucap Faizah saat ditemui tribunjateng di lapaknya Pasar Sido Makmur, Jumat (21/01/2022).
Nur faizah mengaku mengetahui kebijakan tersebut dari televisi.
“Saya tahu di tv, pak Jokowi kan mengumumkan. Sini masih 28 per liter, 2 liter pokoknya 45 ribu,” ujarnya.
Ibu dua anak ini mengungkapkan dengan kebijakan ini merasa keberatan.
“Kalau orang kecil gini ya mas, masih keberatan lah, pendapatan sedikit di bagi banyak, umpama beli beras tidak jadi, minyak nya mahal,” keluhnya.
Dirinya mengatakan harga salah satu tempat grosirnya masih seperti harga yang di pasar.
“Saya pengennya turun mas, tapi kan dari pusatnya (grosir) dulu, ini kan dagangan dari grosir,” ujar dia.
Dirinya berharap untuk harga diturunkan lagi. Supaya bisa beli beras, telur. Kalau harga minyak mahal mau beli yang lain tidak bisa.
“Warga yang tidak punya semakin susah. Mau beli, tempe tidak jadi, minyaknya saja mahal. Saya merasakan betul, apalagi ini masih masa paceklik, mau beli beras masih pikir pikir. Yang penting berasnya,” tandasnya.
“Saya inginnya minyak turun jadi 10 ribu. Kalau tidak ya 12 lah,” imbuhnya.
Pedagaang yang sudah brdagaang hamper 20 tahun ini mengungkapkan masih menjual 20 ribu per liter (minyak di jabah).
“Harga minyak mahal, berasnya 10k, telur mahal. Itu sudah berapa mas? Belum LPGnya. Itu saja sudah 20k, padahal pemasukan tidak sampai segitu. Entek (habis) nganggur, mosok makan tidak pakai lauk. Orang kecil mas,” keluhnya.
“Tidak berani kulakan (ambil) banyak. Ya dikit dikit. Pak Jokowi bilang jangka waktu seminggu pasar harus menurunkan harga, kalau jualnya masih tinggi, kulaknya juga masih tinggi kok. Jadi kita ya tidak mau rugi lah. Kalau mau diterapkan harusnya ya dari pusatnya (tempat kulakan), atas diturunkan baru kita bisa menyesuaikan,” lanjutnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dindagkop UKM) Kabupaten Blora, Luluk Kusuma Ariadi mengungkapkan, harga minyak goreng Rp 14 ribu sudah berlaku di seluruh Indonesia.
“Seharusnya itu berlaku secara menyeluruh di Blora. Kemarin (beberapa hari silam, red) saat melakukan operasi di pasar, masyarakat diperkenankan untuk membeli minyak seharga 14 ribu maksimal 2 liter,” ungkapnya.
Sebelum adanya kenaikan harga minyak goreng, Luluk telah melakukan operasi pasar sebagai upaya untuk menjaga kestabilan harga. (*)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE: