Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ruchayah, Sosok Sepuh Bordir Ichik Khas Kudus, Langganan Istri Soeharto

Bagi Ruchayah, bordir ichik sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Sejak kecil dia sudah akrab dengan tradisi bordir yang diturunkan dari orangtua.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Daniel Ari Purnomo

Ruchayah sudah punya langganan sendiri.

Biasanya produknya dipasarkan di Solo dan Bandung.

Bordir buatannya juga pernah terjual sampai Medan, bahkan Malaysia.

"Jadi modelnya mereka itu menjual lagi bordir dari sini. Mereka pesan, bayar, terus kami buatin. Saya juga yang mengurus proses kirimnya," kata Sunaifah.

Ruchayah masih sangat ingat, saat bordirnya selalu habis di pasaran.

Motif yang paling digandrungi pelanggannya yakni motif borobudur dan bunga tempel.

Motif itu memiliki komposisi warna lumayan kontras, tapi tampak serasi.

Dia juga masih sangat ingat saat awal-awal membangun usaha bordir.

Kala itu Indonesia tengah didera konflik politik yang puncaknya pada 1965.

Yang melekat di pikirannya yakni saat itu terjadi gerakan September tiga puluh atau Gestapu.

Pada zaman itu, Ruchayah tidak begitu paham.

Yang dia tahu, kerudung bordir buatannya sangat laris di pasaran.

Buat berapa pun, selalu habis.

Tanpa pernah tersisa.

Sampai dia bisa memberi bonus secara berturut-turut kepada karyawannya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved