Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PGRI Jateng Bantu Perbaikin 76 Rumah Guru Terdampak Erupsi Semeru

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan kepada guru yang terdampak bencana erupsi Gunung Semeru.

Tribun Jateng/ Mamdukh Adi Priyanto
Ketua PGRI Jateng, Muhdi 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan kepada guru yang terdampak bencana erupsi Gunung Semeru.

Rumah yang terdampak erupsi tersebut berada di zona merah dan zona kuning wilayah bahaya erupsi.

Ketua PGRI Jateng, Muhdi menuturkan, ada sebanyak Rp 1,5 miliar yang terkumpul dari teman-teman PGRI di kabupaten dan kota se-Jateng untuk donasi peduli guru terdampak erupsi Semeru.

"Setelah kami diskusikan kebutuhan apa yang paling mendesak. Ternyata rumah hunian mereka rusak dan perlu perbaikan," kata Muhdi, Senin (24/1/2022).

Menurutnya total ada 76 rumah hunian dari guru dan tenaga kependidikan yang membutuhkan rehab atau renovasi. 6 rumah terdapat di zona merah bahaya dan 70 berada di zona kuning.

Untuk 6 rumah yang berada di zona merah diharuskan pindah atau relokasi. Lantaran hingga saat ini, zona merah daerah terdampak erupsi masih sangat rawan dan masih terjadi banjir lahar dingin.

Menurutnya, sumbangan yang berasal dari guru-guru PGRI se-Jateng ini merupakan bentuk solidaritas para guru untuk membantu korban erupsi Semeru.

"Namun demikian, kami tidak hanya fokus untuk perbaikan rumah guru. Ada uang sisa sekitar Rp 200 juta yang nantinya dibagikan untuk membantu masyarakat sekitar," jelasnya.

Muhdi menambahkan, tindakan ini merupakan mimpi para pendiri yakni membantu kesulitan guru. Manakala ada guru yang kesulitan, PGRI akan membantunya.

Begitu juga jika ada guru di Jateng yang kesulitan karena rumahnya terkena dampak bencana. Pihaknya akan bergerak untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan.

Ketika ditanya apakah Jateng akan mengirimkan guru relawan untuk mengajar di daerah bencana erupsi Semeru, Muhdi mengatakan guru relawan yang ada saat ini sudah cukup.

"Bencana Semeru menyedot banyak perhatian dan melibatkan banyak orang cukup besar. Guru relawan sudah ada dan cukup. Sehingga kami tidak mengambil pilihan itu," imbuhnya.(mam)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved