Berita Pekalongan

Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin: Penanaman Wasbang Bisa Dimulai dari Hal-hal Kecil

Menanamkan wawasan kebangsaan (wasbang) pada generasi milenial, tidaklah mudah.

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: sujarwo
Dok. Kominfo Kota Pekalongan
Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin saat memberikan wawasan kebangsaan kepada para pelajar di SMP Salafiyah. 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Menanamkan wawasan kebangsaan (wasbang) pada generasi milenial, tidaklah mudah. Sebab, mereka hidup di tengah canggihnya teknologi.

Oleh karena itu, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekalongan terus melakukan pembinaan wawasan kebangsaan kepada para pelajar, salah satunya yang menyasar kepada puluhan pelajar di SMP Salafiyah Pekalongan.

Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin menga

Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin saat memberikan wawasan kebangsaan kepada para pelajar di SMP Salafiyah.
Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin saat memberikan wawasan kebangsaan kepada para pelajar di SMP Salafiyah. (Dok. Kominfo Kota Pekalongan)

takan, wawasan kebangsaan sebagai upaya menangkal paham radikalisme mesti terus ditanamkan kepada masyarakat, terutama generasi muda sebagai pemegang tampuk kepemimpinan bangsa di masa depan.

"Pemahaman nilai-nilai wawasan kebangsaan merupakan kebutuhan mutlak, terutama bagi generasi muda di tengah arus globalisasi dan proses demokrasi dewasa ini," kata Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin, Jum'at (28/1/2022).

Pihaknya mengungkapkan, penerapan konsep wasbang yang baik dapat membentuk generasi penerus seutuhnya, serta menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

"Oleh karena itu, kita tumbuhkan semangat kebersamaan para generasi muda dengan pendidikan karakter yang baik agar memiliki akhlak yang baik, dimana hal ini bisa dimulai dari lingkungan terdekat seperti keluarga maupun lingkungan sekelilingnya, contohnya hormat kepada orangtua dan guru, berterimakasih kepada orang-orang di sekelilingnya," ungkapnya.

Salahudin menjelaskan, jika suatu saat, generasi penerus ini menemukan ajaran atau pemahaman-pemahaman yang kurang tepat, maka dengan wawasan kebangsaan yang telah dimilikinya bisa menjadi langkah deteksi dini untuk menepis hal-hal yang bertentangan dengan negara tersebut.

Ketika di sekolah berbasis agama, hal itu diajarkan sejak dini, bagaimana pemahaman moderasi dalam beragama itu menjadi pemikiran-pemikiran para gurunya yang sudah moderat."

"Maka, pasti akan disampaikan kepada siswanya, jadi paham radikalisme bisa ditangkal sejak dini," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved