Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tarif Kereta Cepat Dipatok Rp 150 Ribu-Rp 350 Ribu

Nantinya, kereta cepat akan dibagi menjadi tiga kelas, yakni VIP, first class, dan second class.

Editor: Vito
kcic.co.id
Gambar rancang Kereta cepat Jakarta-Bandung 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Hasil feasibility studi tarif terkait dengan proyek kereta cepat relasi Jakarta-Bandung memperkirakan tarif yang akan dikenakan kepada penumpang berkisar antara Rp 150 ribu dan tertinggi Rp 350 ribu per orang.

Nantinya, kereta cepat akan dibagi menjadi tiga kelas, yakni VIP, first class, dan second class.

Direktur PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, kapasitas satu kereta ada 601 tempat duduk.

"Tarif berkisar Rp 150 hingga Rp 350 ribu, sesuai hasil study demand forecast POLAR UI," ujarnya, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Senin (7/2).

Dengan besaran tarif tersebut, menurut dia, diperkirakan balik modal baru terealisasi setelah 40 tahun.

Jumlah penumpang yang bakal menggunakan jasa kereta cepat Jakarta-Bandung diperkirarakan 31.215 orang. Jumlah itu turun dari hasil kajian sebelumnya di 2017 yakni 61.157 orang.

"Setelah beroperasi pada 2023 jumlahnya seperti itu, tetapi masih belum final. Kami coba evaluasi agar kira-kira apakah ada lagi potensi-potensi revenue stream, atau strategi bisnis lain yang bisa membuat BEP (brak event point) bisa lebih kecil dari 40 tahun," katanya.

Apabila dihitung, Dwiyana menuturkan, potensi kehilangan penumpang dari kereta cepat Jakarta-Bandung mencapai 29.942 orang. Angka itu berkurang 48,9 persen dari asumsi sebelumnya.

Meski begitu, dia menambahkan, BEP dari proyek perkeretaapian terbilang cukup panjang. "Karena memang ini proyek investasi prasarana kereta api, tentunya tidak akan mudah kalau kita berharap mendapatkan tingkat BEP yang lebih singkat. Rata-rata kalau proyek investasi perkeretaapian pasti di atas 20 tahun," ucapnya.

Operasional kereta cepat Jakarta-Bandung nantinya melewati empat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegal Luar.

Setiap harinya, akan beroperasi 68 kereta cepat dengan 11 rangkaian kereta, di mana waktu operasional mulai pukul 05.30 sampai 22.00.

"Jarak waktu tempuh, jika dari Halim langsung ke Tegal itu selama 36 menit, sementara kalau berhenti jadi 43 menit," jelasnya.

Terkait dengan progres pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, hingga saat ini sudah 79,90 persen. "Presiden berharap pada akhir 2022 sudah uji coba dinamis di Tegal luar ke Padalarang. Diharapkan ini mengurangi kemacetan," tuturnya.

Dalam paparan yang sama di hadapan anggota komisi V DPR, Dwiyana juga menjelaskan mengenai jumlah tenaga asing dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Ia menyebut, proyek itu menggunakan tenaga asing, karena tingkat kesulitan yang tinggi. Namun kini jumlah tenaga asing yang dipekerjakan sudah berangsur berkurang.

Saat ini, rasio tenaga kerja asing dengan tenaga kerja lokal yang tadinya 1:4 menjadi 1:7. Terdiri dari tenaga kerja asing sebanyak 2.010 orang, dan tenaga kerja lokal sebanyak 13.477 orang, sehingga total pekerja 15.487 orang.

Dwiyana menyatakan, penurunan penggunaan TKA tersebut merupakan imbas dari transfer teknologi dan pengetahuan yang telah berlangsung.

"Alhamdulillah sampai hari ini kita bisa mengurangi porsi tenaga asing, di mana perbandingannya 1:7," terangnya.

Dwiyana mengakui, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami sejumlah kendala. Kendala pertama adalah masalah pendanaan. PT Wijaya Karya (Persero) atau Wika sebagai pemimpin konsorsium belum bisa menyetor modal penuh.

Perubahan komposisi pemegang saham pun berubah. PT Kereta Api Indonesia (KAI) ditunjuk sebagai pemimpin konsorsium menggantikan WIKA, dan pada 31 Desember 2021 baru melakukan setoran modal kepada KCIC.

Anggaran pembangunan kereta cepat juga membengkak, dari sebelumnya sekitar Rp 85 triliun menjadi Rp 113,9 triliun. (Tribun Network)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved