IHSG Terus Tembus Rekor Baru
Pada penutupan perdagangan Rabu (9/2), IHSG berada di zona hijau, menguat 0,66 persen, atau 45,08 poin ke level 6.834,61, menembus rekor tertingginya.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah dalam tren penguatan, dengan terus menembus rekor baru dalam beberapa waktu terakhir.
Pada penutupan perdagangan Rabu (9/2), IHSG berhasil parkir di zona hijau, dengan menguat 0,66 persen, atau 45,08 poin ke level 6.834,61, sekaligus menembus rekor tertingginya.
Penguatan IHSG ditopang sektor transportasi dan logistik yang meningkat 4,01 persen, kemudian sektor barang baku dan perindustrian masing-masing menguat 0,93 persen, selanjutnya sektor infrastruktur menguat 0,64 persen, sektor keuangan naik 0,56 persen, sektor energi menguat 0,28 persen, sektor kesehatan tumbuh 0,24 persen, dan sektor barang konsumsi primer naik 0,01 persen.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, pergerakan IHSG pada Rabu diperkirakan sejalan dengan bursa global yang juga bergerak menguat. Selain itu, penguatan IHSG juga seiring dengan adanya inflow asing sebesar Rp 1,4 triliun.
“Untuk Kamis (10/2), kami perkirakan pergerakan IHSG masih berpeluang menguat, meskipun tampaknya cenderung terbatas, untuk menguji resistance di 6.861 terlebih dahulu,” ujarnya, kepada Kontan, Rabu (9/2).
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan memperkirakan, reli penguatan diperkirakan berlanjut ke kisaran 6.850-6.860 pada perdagangan Kamis (10/2), seiring dengan berlanjutnya akumulasi net buy investor asing.
Meski demikian, menurut dia, investor sebaiknya tetap waspada terhadap potensi profit taking ketika IHSG memasuki range tersebut. Pasalnya, positive slope Stochastic RSI mulai menyempit di overbought area sebagai indikasi penguatan mulai terbatas.
“Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02 persen yoy di Q4-2021 yang lebih tinggi dari perkiraan yang sebesar 4,9 persen yoy tampaknya masih menjadi katalis positif utama, di tengah minimnya data-data ekonomi eksternal,” paparnya dalam riset, Rabu (9/2).
Masih dari dalam negeri, pelaku pasar juga mengantisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (10/2).
RDG BI diperkirakan masih mempertahankan kebijakan moneter saat ini, tetapi pelaku pasar mengantisipasi pandangan BI terhadap outlook ekonomi dan clue terhadap kebijakan moneter di 2022.
Adapun, analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandu Dewanto melihat, penguatan IHSG dalam beberapa waktu terakhir didukung beberapa faktor fundamental, antara lain pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2021 yang mencapai 5,02 persen yoy.
"Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi mulai berjalan lebih cepat," ucapnya.
Sentimen lainnya juga didukung dari hasil laporan keuangan 2021 beberapa emiten big caps lebih kuat dibandingkan dengan ekspektasi, seperti BBCA, BMRI, BBNI, dan BBRI.
Menurut dia, hasil ini mendorong kepercayaan investor terutama asing kembali masuk ke sektor perbankan yang menjadi tulang punggung IHSG.
Jika melihat sektor lain, Pandu menilai katalis positif masih mendominasi, seperti sektor komoditas dengan tingginya harga komoditas saat ini.