Dongeng Rubah si Pencuri dan Anggur milik Kelinci
dongeng Rubah dan anggur milik Kelinci.Di suatu siang di pinggiran hutan yang mulai tandus dikala musim kemarau, rubah berjalan-jalan untuk mencar te
Penulis: Jen | Editor: abduh imanulhaq
Dongeng Rubah si Pencuri dan Anggur milik Kelinci
TRIBUNJATENG.COM - Berikut dongeng Rubah dan anggur milik Kelinci.
Di suatu siang di pinggiran hutan yang mulai tandus dikala musim kemarau, rubah berjalan-jalan untuk mencar tempat yang nyaman untuk berteduh.
Matanya kesana kemari mengamati dan mencari sesuatu yang menyegarkan.
Beberapa pohon yang dijumpainya tampak tidak berbuah, kalaupun ada itupun sudah jatuh ditanah dan tidak layak lagi.
Baca juga: Dongeng Anak Pencurian di Toko Obat Kerajaan
Baca juga: Dongeng Kodok dan Ular Derik Melawan Ular Air
Baca juga: Dongeng Batu Menangis, Cerita Rakyat Asal Kalimantan Barat
Baca juga: Dongeng Cindelaras Cerita Rakyat Jawa Timur
Ditengah pencarianya rubah melihat pohon anggur yang tumbuh di salah satu batang pohon yang telah mati.
Pohon anggur itu milik kelinci yang rajin bertani. Di musim kemarau, hanya anggur milik Kelinci yang tumbuh. Sebab Kelinci giat sekali bekerja.
Rubah pun berniat mencuri anggur itu.
"Ah sekali-kali tidak apa-apa mencuri," tutur Rubah.
Rubah memikirkan cara untuk mencuri anggur. Buahnya banyak namun hanya berada dibagian atas.
Rubah menghampiri anggur tersebut. Dia melompat untuk menggapai anggur. Lagi dan lagi hingga beberapa kali dicobanya namun tetap gagal.
Kali ini dia mencoba menggunakan potongan kayu yang ada didekatnya.
“mungkin dengan kayu ini aku bisa menjangkau anggur itu” kata rubah.
Ternyata kayu itu sangat keras dan berat. Dengan giginya, dia mengangkat kayu berat itu. Dan tetap tak terjangkau.
Kemudian dengan segenap kekuatanya dia melompat dengan kayu berat yang iya gigit.
Belum sampai mengenai anggurnya. Crack! Karena terlalu kuat menggigit kayu itu justru gigi rubahlah yang patah.
Dia kesakitan,
"sungguh aku telah mengusahakan anggur yang tidak layak makan ini dengan penuh pengorbanan”rintihnya.
Rubah pun menyesal mencuri.
"Aku menyesal mencuri".
(*)