Berita Semarang

Proyek Ducting Sebabkan Jalan Protokol Tak Rapi, DPRD Kota Semarang Minta Disempurnakan

Pembangunan sarana telekomunikasi bawah tanah banyak dikeluhkan oleh masyarakat.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: sujarwo
TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
DPRD Kota Semarang menggelar rapat dengar pendapat terkait proyek ducting, di kantor DPRD Kota Semarang, Kamis (10/2/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pembangunan sarana telekomunikasi bawah tanah atau ducting di Kota Semarang yang dilakukan oleh PT Bhumi Pandanaran Sejahtera dan PT Moratelindo banyak dikeluhkan masyarakat.

Proyek tersebut menyebabkan bekas galian ducting tidak rata, amblas, dan bergelombang. 

DPRD Kota Semarang meminta persoalan-persoalan tersebut bisa segera diselesaikan oleh rekanan sebelum melanjutkan ke tahapan kedua pembangunan ducting. 

Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, Rukiyanto mengatakan, ada beberapa ruas jalan yang pembangunannya belum sempurna.

Padahal, proyek tersebut ditargetkan rampung akhir Februari. Pihaknya benar-benar akan mengawasi hingga kondisi jalan kembali mulus.

"Jalan harus dikembalikan seperti semula. Ada beberapa titik ruas yang kurang, misalnya di Jalan Imam Bonjol dan MT Haryono. Tahap pertama wajib selesai Februari ini. Kalau tidak selesai dia akan kena denda," ujar Ruki, usai rapat dengar pendapat terkait pembangunan ducting, di kantor DPRD Kota Semarang, Kamis (10/2/2022). 

Dia berharap, beberapa ruas jalan yang belum rapi segera dirapikan kembali dengan aspal halus sehingga tidak membahayakan.

Selain itu, penutup main hole atau lubanh utama bisa diganti dengan yang lebih kokoh. 

"Kalau ada yang perlu dibenahi, saya minta agar dibenahi. Kontraktor juga harus mengerjakan cepat namun rapi sehingga tidak menganggu pengguna jalan," ucapnya. 

Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono menambahkan, ada evaluasi yang harus diperbaiki pihak kontraktor yaitu metode pengerjaan dan penambalan aspal.

Lubang yang sudah digali dan dimasuki u-ditch harus ditutup dan diaspal kembali. 

"Saya minta diaspal halus, dua kali lipat dari penampang biar tidak bergelombang. Kedua, bagaimana pekerjaan bisa berkelanjutan tidak mendapat komplaun dari masyarakat," paparnya. 

Selain itu, dia minta lubang-lubang yang masih terbuka diberi tanda agar tidak menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan. Pasalnya, lubang galian yang tidak diberi penanda membahayakan masyarakat. 

Sementara itu, Projects Manager PT Moratelindo, Andreas Suradi Praja mengatakan, proyek ducting di Kota Semarang tahap pertama sepanjang 29 kilometer.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved