Program PINTAR
Libatkan Partisipasi Masyarakat, Bangun Budaya Literasi dari Sudut Kelas dan Sekolah
Geliat literasi mulai digaungkan di sekolah-sekolah Kabupaten Tegal, salah satunya dilakukan oleh SMPN 2 Dukuhwaru.
Kepala SMPN 2 Dukuhwaru, Umi Chasanah, menyampaikan bahwa upaya yang dilakukan merupakan rintisan dan langkah awal setelah sekolah tertidur selama 2 tahun karena pandemi.
Beberapa program yang digalakkan di antaranya memperluas ruang baca perpustakaan agar anak nyaman dan “krasan’, membuat sudut-sudut baca perpustakaan, menguatkan literasi digitil dan literasi dasar.
Bentuknya juga dibuat beraneka ragam.
“Literasi digital dilakukan dengan menyediakan 8 unit komputer di ruang baca ini dan bekerjasama dengan perpusda untuk e-library. Komputer ini telah dilengkapi dengan e-library dan telah dibuat jaringan internet ke sudut kelas. Selain itu jug bekerja sama dengan Kubuku. Selain itu melalui MoU dengan Perpusda telah diajukan juga lelang buku,” ungkap Umi.
Selanjutnya sekolah juga membuat tim literasi, dimana tugas utamanya adalah menjaga konsistensi program.
Misalnya dengan membuat rintisan program variasi membaca minimal 15 menit sebelum pembelajaran dimulai setiap hari.
Kegiatan disimulasikan dalam kegiatan membaca yang telah disimulasikan hari ini.
Dimulai dari kelas yang siswanya membaca senyap, kelas yang siswa membaca buku lalu menceritakan kembali buku itu pada siswa lainnya (literasi baca dan lisan), kelas dimana siswa membaca senyap lalu merangkum, kelas siswa membaca digital, kelas dengan guru membantu menceritakan buku non pelajaran dengan bantuan digital, dan beberapa program lain literasi lainnya.
Setiap kelas juga telah memiliki sudut baca yang telah di kelola dan di desain sendiri oleh siswa secara menarik.
“Jadi mereka membaca, merangkum, menceritakan isi bacaan dan menuangkan dalam tulisan. Selain membaca mereka membacakan kembali apa yang telah mereka baca. Jadi bukan saja membaca satu-satu tetapi mereka kita latih mengkomunikasikan apa yang telah mereka baca,” terang Umi.
Nuranto, Ketua Komite menyampaikan bahwa MoU dengan berbagai pihak lain perlu dikuatkan dan didorong lebih banyak lagi dilakukan.
Misalkan dengan Perpustakaan.
Selain itu harus rajin mengirimkan laporan tiap 3 bulan.
Sehingga ada perhatian kalau ada laporan rutin ini.
Selain itu, petugas dan tim literasi dikembangkan dan didaftarkan pada pelatihan-pelatihan, supaya mereka lebih trampil dan berkembang,
