Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Program PINTAR

Libatkan Partisipasi Masyarakat, Bangun Budaya Literasi dari Sudut Kelas dan Sekolah

Geliat literasi mulai digaungkan di sekolah-sekolah Kabupaten Tegal, salah satunya dilakukan oleh SMPN 2 Dukuhwaru.

Editor: abduh imanulhaq
TANOTO FOUNDATION
Komite SMPN 2 Dukuhwaru bersama Kadisdik Kabupaten Tegal, H. Ahmad Wasy’ari, S.Pd., MM, Kamis (10/2), meresmikan Ruang Baca Perpustakaan. 

TRIBUNJATENG,COM, SLAWI - Geliat literasi mulai digaungkan di sekolah-sekolah Kabupaten Tegal, satu di antaranya oleh SMPN 2 Dukuhwaru.

Berkolaborasi dengan komite sekolah, mereka merombak wajah literasi di sekolah.

Tak tanggung-tanggung mereka menyasar sudut-sudut kelas dan sekolah yang awalnya angker menjadi tempat yang nyaman untuk ruang baca perpustakaan.

Sebagai langkah awal, bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, H. Ahmad Wasy’ari, S.Pd., MM pada Kamis (10/2) mereka meresmikan Ruang Baca Perpustakaan yang merupakan 100 persen partisipasi dari komite.

Selain itu, mereka juga melakukan penandatanganan komitmen gerakan literasi sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, H. Ahmad Was’ari, MM meresmikan ruang baca di SMPN 2 Dukuhwaru.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, H. Ahmad Was’ari, MM meresmikan ruang baca di SMPN 2 Dukuhwaru. (IST)

“Kalau dulu bentuknya adalah calistung atau membaca, menulis dan menghitung, Namun sekarang kita menguatkan Literasi, Numerasi dan Sains. SMPN 2 Dukuhwaru sudah memulainya. Saya sangat bangga sekali. Dari sini saya melihat kolaborasi yang luarbiasa antara komite, sekolah dan tentunya tim Tanoto Foundation yang telah mendukung program ini terlaksana,” ungkapnya.

Kadisdikbud menyampaikan pujian kepada komite sekolah, karena melihat perhatian dan komposisinya yang lengkap.

Sehingga membantu sekolah membuat ruang baca tambahan bukan hal sulit.

Komposisi yang dimaksud mulai dari komponen ahli bangunan, tenaga bangunan, ahli perencanaan sekolah, tokoh masyarakat, sampai bagian yang mengurusi pengembangan sekolah, semua ada.

Oleh karena itu, tepat sekali kalau figur-figur ini tersebut menjadi penggerak.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, H. Ahmad Was’ari, MM, Koordinator Kabupaten Program PINTAR Penggerak Kab Tegal Anang A Roziqin dan kepala SMPN 2 Dukuhwaru, Umi Chasanah sedang berinteraksi dengan siswa saat membacakan cerita kepada temannya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, H. Ahmad Was’ari, MM, Koordinator Kabupaten Program PINTAR Penggerak Kab Tegal Anang A Roziqin dan kepala SMPN 2 Dukuhwaru, Umi Chasanah sedang berinteraksi dengan siswa saat membacakan cerita kepada temannya. (IST)

Apresiasi juga disampaikan kepada kepemimpinan dari kepala sekolah dan semua tim guru serta mitra program PINTAR Penggerak Tanoto Foundation.

Bahkan disampaikan bahwa Dinas Pendidikan mendukung semua program dari Tanoto Foundation.

Hal ini dibuktikan dengan telah disampaikannya keinginan untuk terus bekerja sama dengan Tanoto Foundation untuk jangka panjang.

“Kemarin waktu Bu Ari, Direktur Tanoto Foundation dari Jakarta datang, saya sudah sampaikan mudah-mudahan Tanoto tidak hanya kerja sama dengan kami hanya selama 2 tahun. Namun periode berikutnya akan dikembangkan lagi. Karena jujur saja dengan hadirnya teman-teman dari Tanoto Foundation saya sebagai Kepala Dinas merasa sangat-sangat terbantu sekali,” harapnya.

Merubah wajah literasi

Kepala SMPN 2 Dukuhwaru, Umi Chasanah, menyampaikan bahwa upaya yang dilakukan merupakan rintisan dan langkah awal setelah sekolah tertidur selama 2 tahun karena pandemi.

Beberapa program yang digalakkan di antaranya memperluas ruang baca perpustakaan agar anak nyaman dan “krasan’, membuat sudut-sudut baca perpustakaan, menguatkan  literasi digitil dan literasi dasar.

Bentuknya juga dibuat beraneka ragam.

“Literasi digital dilakukan dengan menyediakan 8 unit komputer di ruang baca ini dan bekerjasama dengan perpusda untuk e-library. Komputer ini telah dilengkapi dengan e-library dan telah dibuat jaringan internet ke sudut kelas. Selain itu jug bekerja sama dengan Kubuku. Selain itu melalui MoU dengan Perpusda telah diajukan juga lelang buku,” ungkap Umi.

Selanjutnya sekolah juga membuat tim literasi, dimana tugas utamanya adalah menjaga konsistensi program.

Misalnya dengan membuat rintisan program variasi membaca minimal 15 menit sebelum pembelajaran dimulai setiap hari.

Kegiatan disimulasikan dalam kegiatan membaca yang telah disimulasikan hari ini.

Dimulai dari kelas yang siswanya membaca senyap, kelas yang siswa membaca buku lalu menceritakan kembali buku itu pada siswa lainnya (literasi baca dan lisan), kelas dimana siswa membaca senyap lalu merangkum, kelas siswa membaca digital,  kelas dengan guru membantu menceritakan buku non pelajaran dengan bantuan digital, dan beberapa program lain literasi lainnya.

Setiap kelas juga telah memiliki sudut baca yang telah di kelola dan di desain sendiri oleh siswa secara menarik.

“Jadi mereka membaca, merangkum, menceritakan isi bacaan dan menuangkan dalam tulisan. Selain membaca mereka membacakan kembali apa yang telah mereka baca. Jadi bukan saja membaca satu-satu tetapi mereka kita latih mengkomunikasikan apa yang telah mereka baca,” terang Umi.

Nuranto, Ketua Komite menyampaikan bahwa MoU dengan berbagai pihak lain perlu dikuatkan dan didorong lebih banyak lagi dilakukan.

Misalkan dengan Perpustakaan.

Selain itu harus rajin mengirimkan laporan tiap 3 bulan.

Sehingga ada perhatian kalau ada laporan rutin ini.

Selain itu, petugas dan tim literasi dikembangkan dan didaftarkan pada pelatihan-pelatihan, supaya mereka lebih trampil dan berkembang,

Kadikbud sedang menandatangani dukungan progam literasi.
Kadikbud sedang menandatangani dukungan progam literasi. (IST)

Koordinator Kabupaten PINTAR Penggerak Tanoto Foundation, Anang A Roziqin yang hadir dalam peresmian dan pencanangan ruang dan gerakan literasi ini menyampaikan, upaya yang dilakukan oleh Program telah terlihat hasilnya.

Gerakan ini merupakan salah satu bentuk “gerak nyata” implementasi program pasca pelatihan Modul I bagi mitra.

Baik dalam upaya memperluat pengembangan budaya baca, literasi, maupun peran serta masyarakat.

“Saat pelatihan Modul I bulan Oktober -Desember 2021, sekolah mitra salah satunya SMPN 2 Dukuhwaru telah dilatih komite, guru senior,  kepala sekolah serta guru-guru 5 Mapel. Melalui pelatihan tersebut, mereka telah dilatih untuk berkolaborasi dan menyusun program pengembangan sekolah yang komprehensif. Mulai dari bagaimana menguatkan dukungan pada pembelajaran aktif, penguatan managerial sampai bagaimana penguatan literasi atau budaya baca. Hari ini telah terlihat “gerak nyata” yaitu membangun budaya literasi dari sudut kelas dan sekolah tindaklanjut dari program yang telah direncanakan,” kata Anang. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved