Berita Regional
Rengas, Bahan Furnitur Bermanfaat Sembuhkan Demam dan Sifilis
Tumbuhan Ingas, atau Rengas atau umpah, termasuk ke dalam suku Anacardiaceae.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tumbuhan Ingas, atau Rengas atau umpah, termasuk ke dalam suku Anacardiaceae.
Tumbuhan dengan nama ilmiah Gluta renghas L. ini mempunyai nama daerah yang beragam.
Di pulau Kalimantan dan pulau Sumatera, tumbuhan ini disebut Rengas, di pulau Jawa disebut Renghas tembaga, dan di Melayu disebut Rengas ayer atau Rengas jitong.
Selain dimanfaatkan untuk furniture, Rengas ternyata mempunyai manfaat herbal.
Deskripsi
Tinggi dari pohon Rengas dapat mencapai 50 m dengan tajuk yang membentuk kubah dengan percabangan besar. Pohon Rengas dapat memiliki diameter batang yang setinggi dada hingga 120 cm.
Kulit yang menyelimuti batang, bersisik berwarna cokelat.
Permukaan sisik kulit ini terlihat mengkilap dan sedikit licin.
Jika diperhatikan, pada batang Rengas dapat ditemukan noda-noda.
Noda-noda yang biasanya berwarna kehitaman ini merupakan getah dari batangnya.
Getah ini sangat beracun dan apabila mengenai langsung kulit, dapat berakibat terjadinya iritasi kulit yang hebat, alergi kulit, hingga kelumpuhan.
Daun yang berada di setiap percabangannya, tersusun spiral tunggal. Daun-daun tunggal ini, akan membentuk karangan semu ketika tumbuh berkelompok.
Tepian daun Rengas bertekstur rata.
Pada ketiak daun, dapat dijumpai awal dari perbungaan. Bentuk daun menyerupai cawan dan berwarna putih.
Bunga dari tumbuhan Rengas kemungkinan sedikit sulit terlihat karena bagian ini mudah mengalami kerontokan. Di dalam satu bunga dapat ditemui hingga 8 mahkota dan 7 atau lebih benang sari.
Pohon Rengas memiliki buah berbentuk batu.
Buah ini tumbuh dan rontok bersama mahkota bunga yang terlihat seperti sayap dari buahnya.
Ketika buah masih muda, buah akan berwarna hijau dan ketika sudah tua, buah akan berubah warna menjadi cokelat.
Ekologi
Pada umumnya, pohon Rengas banyak ditemukan di dataran rendah antara ketinggian 0 – 300 mdpl.
Bahkan sumber lain menyebutkan, tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian hingga 800 mdpl.
Kemampuan adaptasi Rengas, membuat tumbuhan ini dapat tumbuh pada daerah yang tergenang air dangkal seperti di sisi sungai, rawa pasang surut, daerah dekat pantai, dan hutan mangrove.
Kandungan Fitokimia
Kandungan dari pohon Rengas belum banyak diteliti, terutama bagian akar, buah, bunga, dan kulit batangnya.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa senyawa rengol, laccol, thitsiol, glutarengol, dan ursiol dapat ditemukan pada bagian getah tumbuhan Rengas.
Penelitian yang menguji aktivitas sitotoksik dan antibakteri ekstrak daun tumbuhan Rengas menyebutkan bahwa ekstrak daun Rengas mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, seperti steroid, tannin, saponin, alkaloid, flavonoid, dan kumarin.
Manfaat
Pohon Rengas biasa digunakan sebagai bahan kontruksi bangunan, seperti untuk perahu, kayu lapis, dan bantalan rel kereta api.
Getah Rengas, yang dapat menyebabkan iritasi, mengandung khasiat sebagai pembasmi jamur dan racun saat perburuan binatang.
Bagian akar dari pohon Rengas memiliki manfaat dalam pengobatan penyakit sifilis.
Bagian tumbuhan Rengas yaitu buahnya dapat dimanfaatkan sebagai obat demam dan sakit perut.
Untuk mengambil manfaat tersebut, buah dari Rengas, sejumlah 2 – 3 langsung dicuci bersih dan dimakan langsung.
Sebaran
Tumbuhan Rengas tersebar di beberapa negara di sekitar Indonesia, di antaranya Malaysia, Myanmar, India, Thailand, Madagaskar, Kepulauan Andaman, Semenanjung Malaya, dan Semenanjung Indocina.
Di Indonesia sendiri, tumbuhan Rengas dapat ditemukan di hampir seluruh pulau di Indonesia, seperti pulau Jawa, Seram, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi, kecuali Nusa Tenggara.
Tumbuhan Rengas atau Gluta renghas L. dapat ditemukan di beberapa cagar alam di wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Pati Barat, yaitu Cagar Alam Keling II/III, CA Kembang, dan CA Gunung Celering di Kabupaten Jepara.
Penulis
Budi Santoso
PEH Muda pada BKSDA Jateng
Kepala KPHK Pati Barat
(*)