Naik Rp 14 Ribu Sepekan, Emas Antam Turut Tertopang Konflik Rusia-Ukraina

Tren penguatan itu seiring dengan harga emas global yang dipengaruhi kondisi politik hubungan Rusia dan Ukraina yang semakin memanas.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Vito
TRIBUN JATENG/IDAYATUL ROHMAH
Emas antam di Butik Emas Logam Mulia Semarang, di Blok A7 DP Mall, Jalan Pemuda Nomor 150 Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga emas tengah dalam tren penguatan. Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Butik Antam Semarang pada akhir pekan lalu berada di level Rp 971.000/gram, naik Rp 14.000 dari pekan sebelumnya.

Dalam pergerakannya, harga emas Antam sempat berada di angka Rp 957.000/gram pada Senin (14/11). Harga tersebut kemudian naik sebesar Rp 4.000 menjadi Rp 961.000/gram pada Selasa (15/2).

Harga sempat mengalami penurunan pada Rabu (16/2) sebesar Rp 11.000, dan menempatkan emas Antam di angka Rp 950.000/gram.

Namun, kenaikan kembali terjadi pada Kamis (17/2) sebesar Rp 7.000, dan Jumat (18/2) sebesar Rp 14.000, sehingga memosisikan emas Antam di level Rp 971.000/gram, dan bertahan hingga akhir pekan ini.

Tren penguatan itu seiring dengan harga emas global yang dipengaruhi kondisi politik hubungan Rusia dan Ukraina yang semakin memanas, paling tidak untuk jangka pendek.

Mengutip data Bloomberg, Kamis (17/2), harga emas di Commodity Exchange kontrak pengiriman April 2022 sempat menyentuh rekor tertinggi di 1.902 dollar AS per ons troi. Namun, di Jumat (18/2) harga terkoreksi 0,12 persen ke 1.899 dollar AS per ons troi.

Sementara harga emas keluaran PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Jakarta juga melambung pada Minggu (20/2), mencapai Rp 969.000/gram. Harga tersebut naik Rp 16.000 sejak pekan lalu. Sementara, harga buyback berada di Rp 874.000/gram, naik Rp 17.000 dalam sepekan .

Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, harga emas terangkat naik karena didukung perkembangan hubungan Rusia dan Ukraina yang semakin memanas. Kekhawatiran global itu membuat emas diburu sebagai aset safe haven.

Ia memproyeksikan, dalam jangka pendek harga emas masih akan naik karena sentimen tersebut. Namun, dalam jangka panjang atau di sepanjang tahun ini, harga emas belum tentu akan terus naik jika hanya didukung sentimen geopolitik Rusia dan Ukraina.

Secara fundamenal, Wahyu menuturkan, kebijakan moneter The Federal Reserved (The Fed) yang berdampak pada pergerakan yield US Treasury menjadi faktor yang juga akan menggerakkan emas. Begitu pun isu tingkat suku bunga riil.

"Emas menyukai inflasi, tetapi selama pengetatan suku bunga AS tidak secara signifikan mengikis kelebihan inflasi di atas suku bunga, harga emas bisa menguat," katanya, Minggu (20/2).

Dengan kata lain, dia menambahkan, selama suku bunga atau imbal hasil riil tetap berada di jalur yang menurun, harga emas bisa bertahan bullish.

Selain itu, Wahyu melihat, pergerakan rupiah juga akan dipengaruhi perbedaan tingkat yield di berbagai negara. "Jika hanya The Fed yang menaikkan suku bunga, mungkin emas sulit menguat," ucapnya.

Namun, sejauh ini Bank of England (BoE) masih mengikuti langkah kenaikan suku bunga, bahkan European Central Bank (ECB) juga sudah membuka wacana menaikkan suku bunga di tahun ini. "Perubahan kebijakan ECB menjadi fundamental yang mendukung harga emas naik," ujar Wahyu.

Ia optimistis harga emas bisa tetap naik tanpa ada sentimen geopolitik Rusia dan Ukraina, jika suku bunga naik memicu ancaman finansial, dan memaksa suku bunga kembali turun.

Wahyu memproyeksikan harga emas terbuka mencapai level 2.000 dollar AS. Ia juga menilai harga emas Antam akan naik. Apalagi jika dollar AS melemah, harga emas Antam berpotensi naik seiring kenaikan emas global.

Namun, jika dollar AS menguat dan emas global melemah, emas Antam masih bisa naik karena rupiah melemah, dan emas Antam menjadi hedge rupiah terhadap dollar AS.

Wahyu mengamati harga emas Antam cenderung naik tiap tahun, bahkan berpotensi naik menyentuh rekor baru. Wahyu memproyeksikan emas Antam berpotensi menguat ke Rp 1 juta-Rp 1,2 juta. (Tribun Jateng/Idayatul Rohmah/Kontan.co.id/Danielisa Putriadita)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved