Berita Semarang

Fenomena Hujan Es Terjadi di Tembalang Semarang, Apa Penyebabnya? Ini Penjelasan BMKG

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Semarang menanggapi adanya fenomena hujan es yang terjadi di Tembalang Kota Semarang

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: galih permadi
tangkap layar instagram infokejadiansemarang
Hujan es di Tembalang Kota Semarang 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Semarang menanggapi adanya fenomena hujan es yang terjadi di Tembalang Kota Semarang, Senin (21/2/2022) pukul 16.00 WIB.

Sutikno, Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang dalam keterangan persnya menyebutkan hasil dari analisis dinamika atmosfer yang pihaknya lakukan.

"Diidentifikasi adanya sirkulasi siklonik di perairan utara Australia menyababkan adanya belokan angin di wilayah Jawa Tengah serta anomali suhu muka laut di Samudera Hindia selatan Jawa yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah," katanya.

Dengan begitu, kelembaban udara yang relatif cukup tinggi turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia. 


"Citra satelit Himawari 8 menunjukan adanya pertumbuhan awan konvektif (cumulonimbus) di wilayah sekitar kejadian (Kota Semarang dan sekitarnya) mulai pukul 16.00 Wib - 17.30 WIB," terangnya.

"Dengan suhu puncak awan mencapai minus 50 °C sampai dengan minus 80 °C yang mengindikasikan terjadinya hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang serta potensi terjadinya hujan es," tambahnya.


Ia menambahkan bahwa fenomena hujan es atau hail merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kejadian cuaca ekstrim.


Adapun kejadian hujan lebat disertai kilat atau petir maupun angin kencang, berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau musim pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya.


"Dapat dimungkinkan terjadi pada musim hujan dengan kondisi cuaca sama seperti masa transisi atau pancaroba," katanya.


Fenomena hujan es ini terjadi karena disebabkan oleh adanya awan cumulonimbus, atau yang bisa dilihat dengan mata telanjang berbentuk berlapis seperti bunga kol.


"Karena pada awan ini terdapat tiga macam partikel (yaitu) butir air, butir air super dingin, dan partikel es," jelasnya.


Sehingga, hujan lebat yang masih berupa partikel padat baik es dapat terjadi tergantung dari pembentukan dan pertumbuhan awan cumulonimbus.


Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam. (Rad)

 

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved