Konflik Rusia dan Ukraina
Kesaksian WNI di Kiev, Seusai Vladimir Putin Umumkan Operasi Militer di Ukrania
Perang di Ukraina akhirnya terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (23/2/2022) mendeklarasikan perang dengan Ukraina.
TRIBUNJATENG.COM, KIEV --- Perang di Ukraina akhirnya terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (23/2/2022) mendeklarasikan perang dengan Ukraina.
Putin mengeklaim Rusia sedang melakukan operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina.
Bagimana dengan WNI yang berada di kota Kiev?
Pepi Aprianti Utami, ekspatriat asal Indonesia yang sudah 9 tahun tinggal di Ukraina, agaknya tak merasa kaget saat hubungan Ukraina dan Rusia mulai memanas.
Isu serangan berseliweran, digembar-gemborkan, dan menghiasi banyak headline media di seluruh dunia.
Namun, toh Pepi tenang-tenang saja. Setidaknya itu tergambar dari wawancara jarak jauh dengan Kompas.com pada Pepi, Rabu (16/2/2022).
Saat itu, kondisi di Kiev, ibu kota Ukraina tempat Pepi dan suaminya tinggal, masih kondusif.
"Ini bukan pertama kalinya saya mendengar kabar rencana serangan.
Konfrontasi dengan Rusia sudah sejak lama, mungkin sejak 2014, sewaktu Crimea dicaplok. Untuk perang, itu bisa terjadi saja besok. Sewaktu-waktu saja," ujar Pepi.
"Perang tergantung pihak Rusia. Kalau Ukraina, militernya sudah siaga, tapi di posisi defend," tambahnya.
Menurut Pepi, sudah ada langkah-langkah khusus dari KBRI Ukraina kalau serangan benar-benar terjadi.
"KBRI Ukraina sudah mempersiapkan langkah antisipasi jika perang diumumkan. Imbauannya sama seperti Pemerintah Ukraina, yakni tetap tenang, tidak panik, dan menghindari keramaian," ujarnya.
"Ada pula anjuran mengisi form online, kalau keadaan tidak kondusif, bersediakah dipulangkan, ikut dengan staf KBRI," tambahnya.
Saat itu, Pepi juga sudah menyiapkan tas darurat berisi dokumen penting, paspor, pakaian, dan obat-obatan. Berjaga bila ada situasi yang tak diinginkan.
"Pemerintah Ukraina juga mendesain tempat publik, salah satunya sebagai tempat penampungan. Juga mempersiapkan panduan area-area mana saja yang bisa menjadi lokasi aman ketika terjadi situasi yang tak diinginkan," ujarnya.
Pada Kamis (24/2/2022), hal yang tak diinginkan itu akhirnya terjadi juga.
Presiden Rusia Vladimir Putin resmi mengumumkan serangan pada Ukraina.
Sirene serangan udara meraung di pusat kota Kiev.
Pepi, yang dikontak Kompas.com sekitar pukul 13.40 WIB, mengabarkan kondisi terkininya.
"Kondisi di Kiev sekarang mencekam, terdengar bom berkali-kali dari tempat saya tinggal," ujar Pepi.
"Sekarang saya sedang bersiap-siap. Dari KBRI belum ada instruksi baru, masih sama. Saya juga masih stay di rumah," tambahnya.
Ledakan dan Sirene Serangan Udara
Suara ledakan terdengar di Kiev, ibu kota Ukraina, pada Kamis (24/2/2022) setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer.
Ledakan juga terdengar di beberapa kota di dekat garis depan dan sepanjang pantai Ukraina.
Koresponden AFP mendengar ledakan di kota pelabuhan Laut Hitam, Odessa, dekat dengan garis depan daerah pemberontak yang didukung Rusia, dan tepat di seberang laut dari Crimea yang diduduki Rusia.
Ledakan juga terdengar di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, yang terletak 35 kilometer selatan perbatasan Rusia, dan di luar zona timur lokasi Kiev memerangi pemberontak yang didukung Moskwa sejak 2014.
Ukraina kemudian menutup wilayah udaranya untuk pesawat sipil, dan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba menulis di Twitter bahwa negaranya menghadapi invasi skala penuh.
Lebih dekat ke zona perang timur, empat ledakan keras terdengar di Kramatorsk, yang berfungsi sebagai ibu kota efektif Pemerintah Ukraina untuk zona perang timur.
Lebih banyak ledakan juga terdengar di Mariupol, pelabuhan di Laut Azov yang memiliki jembatan darat antara Rusia dan semenanjung Crimea yang dicaplok Rusia.
Sirene serangan udara pun berdering di pusat kota Kiev.
"Operasi militer ofensif Rusia adalah untuk menghancurkan negara Ukraina," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam pernyataannya.
"Para pembela kami siap untuk mengusir negara agresor dan akan melakukan segala daya untuk mempertahankan tanah Ukraina," tambahnya seraya menyerukan sekutu Barat Ukraina untuk segera menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia.
Tutup Seluruh Wilayah Udara untuk Penerbangan Sipil
Ukraina menutup wilayah udaranya untuk penerbangan sipil pada Kamis (24/2/2022), dengan alasan risiko tinggi terhadap keselamatan, sementara regulator penerbangan Eropa juga memperingatkan bahaya terbang di daerah perbatasan Rusia dan Belarusia, karena kegiatan militer.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur yang tampaknya menjadi awal perang di Eropa.
Di situs webnya, Perusahaan Layanan Lalu Lintas Udara Negara Ukraina mengatakan wilayah udara negara itu ditutup untuk penerbangan sipil mulai dari 00.45 GMT (07.45 WIB) pada Kamis (24/2/2022), dengan layanan lalu lintas udara ditangguhkan.
Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) mengatakan wilayah udara di Rusia dan Belarusia, dalam jarak 100 mil laut dari perbatasan mereka dengan Ukraina, juga dapat menimbulkan risiko keselamatan.
"Secara khusus, ada risiko penargetan yang disengaja dan kesalahan identifikasi pesawat sipil," kata badan tersebut dalam buletin zona konflik seperti dilansir Reuters pada Kamis (24/2/2022).
“Kehadiran dan kemungkinan penggunaan berbagai sistem peperangan darat dan udara menimbulkan risiko tinggi bagi penerbangan sipil yang beroperasi di semua ketinggian dan tingkat penerbangan.”
Industri penerbangan telah semakin memperhatikan risiko konflik yang ditimbulkan pada penerbangan sipil, sejak penerbangan Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh di Ukraina timur pada 2014.
EASA mengatakan kementerian pertahanan Rusia mengirim pesan mendesak ke Ukraina tentang risiko tinggi terhadap keselamatan penerbangan, karena penggunaan senjata dan peralatan militer mulai pukul 00.45 GMT (7.45 WIB), dan meminta kontrol lalu lintas udara Ukraina untuk menghentikan penerbangan.
Situs web yang menunjukkan penerbangan gabungan-intelijen di atas atau di dekat Ukraina, menunjukkan ruang udara kosong saat pesawat menghentikan penerbangan dan Ukraina dinyatakan sebagai zona konflik.
Beberapa pekan terakhir Barat memberikan dukungan atas situs web itu yang dengan sengaja mengirimkan sinyal yang dapat mereka dideteksi.
Pagi hari sebelumnya (Rabu 23/2/2022) lalu lintas maskapai melintasi negeri itu di koridor yang ramai di utara dan barat.
Namun penerbangan El Al dari Tel Aviv ke Toronto tiba-tiba berbelok keluar dari wilayah udara Ukraina sekitar waktu penutupannya (di tengah malam), menurut situs pelacakan penerbangan FlightRadar24 menunjukkan.
Banyak penerbangan Polish Airlines dari Warsawa ke Kiev juga kembali ke Warsawa pada waktu yang hampir bersamaan.
Beberapa jam sebelumnya, Safe Airspace, yang dibentuk untuk memberikan informasi zona aman dan konflik setelah jatuhnya MH17, mengatakan telah meningkatkan tingkat risikonya di Ukraina menjadi "jangan terbang".
Ia juga memperingatkan potensi serangan siber pada kontrol lalu lintas udara Ukraina. Rusia juga telah menutup beberapa wilayah udara di sektor Rostov di sebelah timur perbatasannya dengan Ukraina, "untuk memberikan keamanan" bagi penerbangan penerbangan sipil, menurut sebuah pemberitahuan kepada penerbang dikutip Reuters.
Sebelum Ukraina diberitahu tentang pembatasan wilayah udara, Inggris, Kanada, Perancis, Italia, dan AS telah mengatakan kepada maskapai penerbangan mereka, untuk menghindari wilayah udara tertentu di atas Ukraina timur dan Krimea, tetapi tidak memberikan larangan total.
Sejumlah penerbangan membatalkan penerbangan ke Ukraina karena kekhawatiran seiring meningkatkan kekhawatiran akan invasi Rusia. Antara lain Turkish Airlines (THYAO.IS), Lufthansa Jerman (LHAG.DE), Air France dan Swiss International Air Lines, Eurowings dan Austrian Airlines.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ukraina Tutup Seluruh Wilayah Udara untuk Penerbangan Sipil di Tengah Operasi Militer Rusia
Baca juga: Konflik Rusia dan Ukraina, Harga Minyak 100 Dolar AS Per Barel, Bagaimana di Indonesia?
Baca juga: Konflik Rusia dan Ukraina, Harga Minyak 100 Dolar AS Per Barel, Bagaimana di Indonesia?
Baca juga: Seusai Rusia Umumkan Perang, Kota-kota Besar Ukraina Dihantam Ledakan 8 Tewas dan 9 Luka-luka
Baca juga: Ukraina Genting! Pemerintah Minta WNI Berkumpul di KBRI Kiyv, Perang Rusia Mulai Membabi Buta
Baca juga: GEGER! Warga Jaten Karanganyar Ditemukan Meninggal Dunia di Tepi Sawah