Jamin Kelancaran, Mendag Minta Disdag Laporkan Kendala Distribusi Minyak Goreng
Koordinasi dengan dinas perdagangan di daerah sangat penting untuk memastikan distribusi minyak goreng berjalan dengan baik.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Vito
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi meminta kepada dinas perdagangan (disdag) daerah segera melapor ke pihaknya bila menemukan kendala pendistribusian minyak goreng.
"Koordinasi dengan dinas perdagangan di daerah sangat penting untuk memastikan distribusi minyak goreng berjalan dengan baik. Jika menemui kendala, dapat segera lapor Kementerian Perdagangan," ujarnya, dalam keterangan resmi, Jumat (25/2).
Lutfi menilai, komunikasi intensif antara Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan pemerintah daerah (pemda) harus terjalin dan terus terjaga.
Menurut dia, hal itu terutama bertujuan untuk merespon cepat jika terjadi kendala distribusi minyak goreng. Mendag menegaskan, pihaknya siap menggelontorkan pasokan minyak goreng ke daerah yang kekurangan pasokan.
“Saya memastikan distribusi akan cepat sampai di pasar, sehingga aktivitas masyarakat bisa berjalan normal,” tegasnya.
Lutfi berharap, dinas perdagangan daerah bisa bersinergi demi kelancaran pasokan minyak goreng kepada masyarakat. Sehingga, tak ada lagi keluhan tak dapat minyak goreng.
“Kami ingin memastikan kelancaran pasokan minyak goreng dapat kita wujudkan bersama. Saya harapkan kerja samanya untuk memastikan minyak goreng tersedia bagi masyarakat,” tandasnya.
Meski demikian, pedagang di pasar tradisional di Kota Semarang mengaku mengalami kelangkaan stok minyak goreng. Lambatnya pendistribusian, menurut pedagang, membuat mereka sering kali kehabisan stok, hingga terpaksa menolak pembeli.
Hal itu seperti diungkapkan Imah, satu pedagang sembako di Relokasi Pasar Johar Baru Semarang. "Kosong kabeh, gak ono minyak (kosong semua, tidak ada minyak-Red). Kendalanya sekarang itu, minyak goreng kosong," katanya, sembari menunjukkan ember kosong, Jumat (25/2).
Imah menyebut, pasokan minyak goreng kemasan juga terhambat. Ia juga mengaku sering kali kehabisan stok, sebab pasokan hanya datang sekitar seminggu sekali. "Dapatnya sedikit, tiga karton, lima karton, biasanya langsung habis," ungkapnya.
Pedagang lain di pasar yang sama, Mariyem menuturkan, yang menjadi kendala pedagang saat ini yakni minimnya pasokan minyak goreng kemasan.
Ia berujar, sudah berhari-hari kehabisan stok minyak goreng tersebut. Ia kini mengaku terpaksa menjual minyak dengan harga tinggi yang merupakan stok lama.
"Saya jualnya Rp 40 ribu lebih (2 liter). Ya mau bagaimana, minyak goreng yang murah 1-2 hari sudah habis, padahal datangnya seminggu sekali. Terakhir kemarin datang tanggal 22 Februari, sudah langsung habis," tukasnya. (Kompas.com/Elsa Catriana/Tribun Jateng/Idayatul Rohmah)