Konflik Rusia dan Ukraina
Kekejaman Tentara Ukraina terhadap Mahasiswa Asing, Ini Pengakuan Mahasiswa Asing di Ukraina
Di Ukraina juga terdapat banyak warga negara asing terutama pelajar dan mahasiswa.
Selain itu, Rachel menceritakan dirinya sangat kedinginan dan belum tidur selama invasi Rusia ke Ukraina.
"Tubuhku mati rasa karena kedinginan dan kita belum tidur sekitar empat hari. Penduduk Ukraina sudah seharusnya memprioritaskan warga pendatang asal Afrika.
Hanya saja tidak perlu untuk kita bertanya alasannya. Kita tahu alasannya. Aku hanya ingin pulang," ujar Rachel.
Perlakuan rasis juga dialami oleh mahasiswa kedokteran tahun keempat asal India, Saakshi Ijantkar.
Ia mengungkapkan, orang asal India dilarang untuk melewati perbatasan Ukraina.
"Terdapat tiga pos pemeriksaan yang perlu dilewati untuk bisa mencapai perbatasan. Banyak orang telantar di sana.
Mereka melarang orang asal India untuk melewati perbatasan," jelas Saakshi.
Mengenai orang yang melarang tersebut, Saakshi mengatakan seluruhnya memakai seragam.
“Mereka mengizinkan 30 orang asal India untuk lewat hanya setelah 500 warga negara Ukraina terlebih dahulu.
Untuk mencapai perbatasan, perlu berjalan sekitar 4-5 kilometer dari tempat pemeriksaan pertama ke tempat kedua," jelasnya.
Disuruh jalan kaki
“Warga negara Ukraina diberikan taksi dan bus untuk pergi sedangkan dari warga negara lain harus berjalan kaki.
Mereka sangat rasis kepada warga India dan warga negara lain,” imbuh Saakshi.
Selain itu, wanita berusia 22 tahun itu menambahkan adanya kekerasan dari penjaga perbatasan kepada mahasiswa yang menunggu di perbatasan Shehyni-Medyka.
Ia juga melihat pria asal India yang harus menunggu dalam waktu lama bersama dengan warga dari negara lain.