Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Video

Video Gas Melon di Semarang Sekarang Laris Manis

Kenaikan harga elpiji nonsubsidi menjadi Rp 15.500/kg menyebabkan penjualan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kg atau tabung melon semakin meningkat.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: abduh imanulhaq

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berikut ini video gas melon di Semarang sekarang laris manis.

Kenaikan harga elpiji nonsubsidi menjadi Rp 15.500/kg menyebabkan penjualan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kg atau tabung melon semakin meningkat.

Hal itu seperti diungkapkan pedagang eceran elpiji di Jalan Wotgandul Semarang, Setiabudi. Biasanya, dalam sehari ia mampu menjual sekitar 30 gas elpiji melon, sementara dengan kenaikan harga elpiji nonsubsidi kini ia mampu menjual sekitar 40 gas elpiji melon.

"Gas Melon sekarang laris, karena banyak yang beralih ke tabung kecil," katanya, kepada Tribun Jateng, Selasa (1/3).

Setiabudi menjelaskan, penjualan gas nonsubsidi kini menurun drastis setelah kenaikan harga. Bahkan ia, menyebut tidak menentu setiap harinya.

Biasanya, dalam sehari ia mampu menjual tiga tabung gas elpiji 12 kg, tetapi kini hanya mampu menjual satu tabung gas 12 kg sejak kenaikan harga berlaku.

"Saya biasanya sehari terjual minimal tiga tabung 12 kilogram. Sekarang jarang, paling seminggu sekali atau dua kali. Sejak harga naik ini baru laku satu. Kalau yang 5,5 kilogram tidak laku. Dampak kenaikan harga, mengurangi keuntungan saya," ungkapnya.

Sejauh ini, Setiabudi mengaku belum memperoleh standar harga gas elpiji. Namun, ia mengikuti harga pasar yang ada saat ini.

Harga gas elpiji 12 kg di tokonya dijual Rp 195 ribu, dari sebelumnya Rp 175 ribu, sedangkan gas elpiji 5,5 kg yang sebelumnya Rp 75 ribu sekarang Rp 90 ribu.

"Kalau gas melon tetap Rp 18 ribu. Untuk ketersediaan, gas melon sekarang agak mudah agak sulit. Untungnya masih lancar, kecuali Sabtu dan Minggu agak sulit karena suplainya. Banyak yang butuh, jadi tidak bisa menutup," jelasnya.

Senada dikatakan Lilik, pedagang lain di Jalan Wotgandul. Menurutnya, kenaikan harga yang terjadi pada gas nonsubsidi memberikan dampak pada penurunan penjualan. Menurutnya, konsumennya juga mulai mengeluhkan kenaikan harga tersebut.

"Gas elpiji besar 12 kilogram sekarang sepi pembeli. Sekarang paling seminggu dua tabung 12 kg terjual, yang beli restoran saja. Banyak yang mengeluh 'kok (harganya) naik', gitu," ungkapnya.

Lilik menyebut, penjualan gas melon di tokonya sejauh ini masih normal. Dalam sehari, ia mampu menjual sekitar 50 gas elpiji bersubsidi tersebut. "Pasokan (gas melon) masih aman," imbuhnya.

Adapun, kenaikan harga elpiji nonsubsidi membuat para pedagang mulai khawatir akan kelangkaan gas melon. Pasalnya, setelah adanya pengumuman penyesuaian harga elpiji nonsubsidi, pedagang kini mulai merasakan tersendatnya pasokan.

Toyib, satu di antara pedagang eceran gas melon di Jalan Kauman Semarang, menuturkan, jumlah pasokan yang didapatkannya kini mulai berkurang.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved