KKB Papua Serang TNI, Pratu Heriyanto Tertembak di Leher Bawah Telinga
penyerangan terjadi saat Pratu Heriyanto bersama 11 rekannya sedang melaksanakan patroli
TRIBUNJATENG.COM, JAYAPURA - Berselang sehari setelah penyerangan karyawan Palapa Timur Telematika (PTT) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, pada Kamis (3/3), Kelompok Kriinal Bersenjata (KKB) juga menyerang prajurit TNI yang sedang berpatroli di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.
Jarak antara Pos Koramil Dembet dan BTS 3 Telkomsel di Disteim Beogadengan sekitar 15 kilometer (Km).
Penyerangan prajurit TNI itu terjadi sekira pukul 12.45 WIT. Akibat kejadian itu, personel Pos Koramil Dambet, Pratu Heriyanto, tertembak pada bagian leher bawah telinga.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga menyebut, penyerangan terjadi saat Pratu Heriyanto bersama 11 rekannya sedang melaksanakan patroli, sekaligus memperbaiki saluran air dengan jarak dari Pos Koramil sekitar 50 meter.
"Dari laporan Satgas ada sekitar 15 orang KKB, dan ada yang membawa senjata laras panjang sebanyak tiga pucuk," tuturnya, dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Jumat (4/3).
Kemudian, prajurit TNI Pos Koramil Dambet Satgas Kodim Yonif R 408/SBH berhasil mengusir dan menghalau KKB mundur menuju ke arah Kampung Ogamki, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.
Kini, Pratu Heriyanto telah dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika. Pratu Herianto, personel TNI Anggota Satgas Kodim Yonif R 408/SBH saat ini telah mendapat perawatan di RSUD Mimika, setelah sebelumnya ditangani Puskesmas Beoga, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.
"Saat dibawa ke puskesmas kondisi masih sadar dan stabil. Korban dievakuasi tadi pagi (Jumat-Red) sekitar pukul 06.52 WIT menggunakan Asian-One jenis PK-LTF ke RSUD Mimika," terang Aqsha.
Sementara Humas RSUD Mimika, Lucky Mahakena, ketika dikonfirmasi Tribun, membenarkan korban penembakan di Puncak sedang menjalani perawatan medis di RSUD Mimika.
"Korban tiba di RSUD Mimika pukul 08.30 WIT, dan sedang dilakukan tindakan medis secara intensif," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak delapan karyawan Palapa Timur Telematika (PTT) tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua pada Rabu (2/3) siang.
Delapan karyawan PTT tersebut tewas dibunuh KKB saat melakukan perbaikan Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel di lokasi tersebut.
Adapun, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) mengklaim bertanggung jawab atas tewasnya delapan karyawan PT PTT.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom menerangkan, TPNPB di bawah pimpinan Gen Goliath Tabuni Dan Mayjen Lekagak Telenggen bertanggungjawab atas penembakan delapan orang tersebut.
"Ya, hormat. Tidak ada alasan yang membenarkan bahwa itu warga sipil. Karena TPNPB sudah umumkan bahwa warga sipil segera tinggalkan wilayah perang, jadi yang ditembak itu semuanya bagian dari Anggota TNI-Polri," tuturnya, dalam keterangannya, Jumat (4/3).
Dengan melihat kondisi itu, Sebby menyatakan, pengendali Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM mengeluarkan peringatan keras bahwa semua orang imigran harus segera meninggalkan wilayah perang, dan semua bentuk pembangunan harus dikosongkan.
"Karena perintah perang telah diumumkan oleh Komandan Operasi Umum TPNPB Mayjend Lekagak Telenggen pada tahun 2017 di Jambi, Puncak Jaya, Papua," jelasnya. (Tribun Network)