Berita Regional
Siswa Tertimpa Tiang Bendera di Sekolah, Tempurung Kepala Retak, Sebulan Terbaring Tak Bisa Bicara
Kondisi tersebut terjadi setelah Vierly tertimpa tiang bendera di sekolahnya pada Kamis (3/2/2022).
TRIBUNJATENG.COM - Vierly Zikriya (19), pelajar SMKN 5 Samarinda, Kalimantan Timur, sejak sebulan terakhir hanya bisa terbaring lemah di rumahnya.
Vierly juga tak bisa bicara.
Kepalanya penuh lakban dan terpasang selang oksigen di hidungnya.
Baca juga: Sosok Haryanto, Anak Buruh Tani di Kudus yang Kini Jadi Raja Bus, Hati Terpaut pada Sinden Top
Kondisi tersebut terjadi setelah Vierly tertimpa tiang bendera di sekolahnya pada Kamis (3/2/2022).
Saat kejadian Vierly dan beberapa rekannya berusaha mendirikan tiang bendera pada tumpuannya.
Namun tiang bendera patah dan menimpa kepala Vierly.
Hal tersebut diungkapkan Kuasa Hukum keluarga korban, Sudirman pada Rabu (2/3/2022).
"Mereka secara bersama coba menarik tiang bendera itu biar berdiri tegak tapi patah," ungkap Sudirman.
Menurut Sudirman, dari hasil rontgen bagian kepala Vierly terlihat retakan pada tempurung kepala.
Saat ini kondisi Vierly sudah stabil dan rawat jalan.
"Sampai sekarang belum bisa bicara dan respons.
Makan masih lewat selang.
Tapi kata dokter, kondisinya stabil jadi dia rawat jalan.
Tadi sore jam 3 kami bawa pakai ambulans pulang rawat di rumah," kata Sudirman.
Pihak sekolah bertanggung jawab
Sudirman mengatakan sejauh ini pihak sekolah masih bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Walau demikian, pihak keluarga sempat kekurangan biaya pengobatan.
Karena itu pihak keluarga meminta surat pernyataan tertulis dari pihak sekolah sebagai bentuk pertanggungjawaban.
"Namun, dilakukan inisiatif menggalang donasi peran semua pihak termasuk sekolah.
Pihak sekolah masih tetap tanggung jawab tapi saya minta sekolah bikin surat pernyataan tertulis bentuk pertanggungjawaban itu dari kebutuhan sampai pembiayaan Vierly selama pengobatan," tegas Sudirman.
Tak hanya itu, pihak keluarga juga meminta sekolah membebaskan biaya sekolah Vierly jika ia sembuh.
"Apabila sembuh dan cacat maka dia (korban) diberi pelatihan sesuai kemampuannya sampai modal usaha," terang dia.
"Kalau pun dia berakibat fatal maka pihak sekolah pun tetap tanggung jawab.
Itu sesuai arahan Kepala Dinas (Pendidikan) Kaltim ke kami keluarga korban," sambung dia.
Sudirman mengatakan sudah mengkomunikasikan tuntutan tersebut ke pihak sekolah dan mereka menyetujuinya.
"Ternyata mereka (SMKN 5) sudah dapat arahan dari kepala dinas juga soal semua tuntutan itu dan mereka siap menyanggupi, tapi saya minta pakai pernyataan tertulis," pungkas dia.
Saat dikonfirmasi, Humas SMK 5 Samarinda Husaini Naufal membenarkan jika pihak sekolah akan bertanggungjawab penuh dengan kondisi Vierly.
"Namun untuk detail poin per poinnya belum bisa saya sampaikan.
Karena surat pernyataan tertulis perihal pertanggung jawab tersebut sedang kami susun.
Yang jelas kami bertanggung jawab," ungkap dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Vierly, Tertimpa Tiang Bendera hingga Tempurung Kepala Retak, Sebulan Terbaring Tak Bisa Bicara"
Baca juga: Sosok Alex Konanykhin, Janjikan 14 M untuk Tangkap Putin, Ini Postingannya yang Dilarang Facebook