Berita Banyumas

Jatuh Bangun UMKM Tahu di Banyumas, Mengecilkan Ukuran hingga Mengurangi Jumlah per Bungkus

Dampak pandemi Covid-19 memang dirasakan banyak sektor ekonomi, termasu perajin tahu.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Permata Putra Jati
Perajin tahu di Kaliputih, Purwokerto saat melakukan kegiatan produksi tahu dan yang terpaksa mengecilkan ukuran tahu karena harga kedelai yang mahal, Sabtu (5/3/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Dampak pandemi Covid-19 memang dirasakan banyak sektor ekonomi.

Tapi banyak industri yang tetap berusaha bertahan di tengah derasnya tantangan. 

Perajin tempe dan tahu di Banyumas mengaku merasa sangat terpukul atas kenaikan harga impor kedelai.

Pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Ajibarang Wetan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, yaitu penjual tahu goreng sekaligus kue tambang saat melakukan produksi, Sabtu (5/3/2022).
Pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Ajibarang Wetan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, yaitu penjual tahu goreng sekaligus kue tambang saat melakukan produksi, Sabtu (5/3/2022). (Tribun Jateng/Permata Putra Jati)

Mereka bahkan sempat akan mogok produksi pada 21-23 Februari 2022 yang lalu.

Hal itu seperti yang dirasakan pengrajin tahun di daerah Kaliputih, Purwokerto yang dengan terpaksa mengecilkan ukuran tahu karena harga kedelai yang mahal. 

Biasanya dalam sehari pemilik usaha tahu Kastadja Teguh (45) warga Purwokerto dalam sehari dia bisa memproduksi 9 kali masakan.

Sekali masakan itu bisa 9 kilogram, sehingga total bisa mencapai 45 kilogram dalam sehari. Sementara sekarang saat harga kedelai melambung, Teguh hanya bisa untuk enam kali masakan. 

Sekali masakan biasanya dapat menghasilkan kurang lebih 320 tahu. 

Dirinya mengaku tidak menaikan harga persatuan karena takut kehilangan pembeli namun lebih memilih mengecilkan ukurannya. 

Kenaikan harga kedelai menurutnya terjadi sejak awal Januari dan terus merangkak naik mulai Rp 100, Rp 500. Sampai dari yang awalnya Rp 9.500 menjadi Rp 12 ribu.

Produksi tahu Kaliputih, Purwokerto biasanya biasanya dipasarkan di Pasar Wage, dan sejumlah hotel di Purwokerto. Sehingga dapat dipastikan pasokan tahu di pasar tersebut sangat tergantung dengan produksi tahu milik Teguh. 

Ia mengungkapkan saat ini harga persatuan untuk tahu sendiri ada yang Rp 200 dan ada juga yang Rp 300, tergantung ukuran. 

Terkait adanya seruan mogok produksi tahu, Teguh mengaku tidak mau mempersoalkan hal itu. Karena menurutnya yang penting sekarang ini bagaimana agar dia tetap bisa berproduksi dan untung. 

"Kalau saya suruh tidak produksi ya tidak bisa mau makan apa nanti," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (5/3/2022). 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved