Berita Semarang
Pemuda Kota Semarang Diajak Membuat Konten Tangkal Hoaks Pandemi
Sebanyak 32 anak muda yang berasal dari 16 kecamatan di Kota Semarang, Jawa Tengah dilatih untuk membuat konten kreatif untuk memerangi informasi hoak
Penulis: faisal affan | Editor: m nur huda
Salah satu tool sebagai filter itu adalah dengan nomor WA 08592100500 yang merupakan akun Kalimasada, chatbot anti-hoaks dari MAFINDO.
Kemudian silakan kirim pesan ke nomor itu dengan memilih dari lima pilihan yang ada, yaitu Periksa hoaks, Cek Fakta terbaru, Tips & trik untuk melawan hoaks, Tentang Kami, dan Privasi.
Tool itu akan menjawab pesan yang diterima dan menjawabnya dengan segera.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh MAFINDO, didapatkan 21% konten hoaks kesehatan terkait COVID19 dan Vaksin. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh MAFINDO, Jenewa Institute, dan Sinergi Sehat Indonesia di enam provinsi hasil adalah orang yang berhasil memisahkan berita hoaks kemungkinan menjalani vaksin sebesar empat kali dibandingkan dengan yang tidak berhasil memisahkan hoaks.
Lalu orang yang percaya imunisasi rutin, kemungkinan menjalani vaksin sebesar kali dibandingkan dengan yang tidak percaya imunisasi rutin.
Kondisi inilah yang mendorong perlunya pelatihan pengelolaan misinformasi oleh anak muda dalam hal ini GERCEP.
"Anak muda akan mendapatkan pengetahuan mengenai situasi COVID saat ini. Peran pemuda sebagai agen perubahan, hak partisipasi pemuda dalam hak asasi manusia, kemampuan komunikasi yang santun, perubahan perilaku, cara mencari fakta benar dari misinformasi, dan pembuatan konten yang menarik," kata Nurcholis Madjid, konsultan vaksin dan imunisasi UNICEF.
Sementara itu Edi Nurwahyu Julianto dari Jurnalis Sahabat Anak melatih para anak muda itu membuat konten kreatif yang berkaitan dengan protokol kesehatan agar terhindar dari COVID-19. Konten kreatif dapat berupa tulisan, foto, audio, dan video.
"Agar tepat sasaran saat membuat konten harus menentukan kalangan yang dituju, lalu tujuan yang dicari, pesan yang ingin disampaikan, dan platform yang dipakai," kata Edi.
Ada tiga faktor utama dalam konten yaitu adanya interaski dua arah dari komunikator dan komunikan. Kemudian harus ada keterikatan atau hubungan yang dekat dan akrab. Terakhir memiliki sasaran individu secara khusus.
Dalam pelatihan singkat ternyata ada tiga anak muda yang mampu membuat konten kreatif lewat gambar dan tulisan hanya dalam waktu 10 menit.
Di sesi lainnya Rina Purwaningsih, Koordinator Program Yayasan Kalandara mengajak para anak muda itu menyampaikan komunikasi yang efektif dan efisien.
"Menyampakan informasi harus memahami kalangan yang disasar. Bahasa untuk kalangan remaja dan orang tua jelas berbeda. Pilih cara yang tepat agar pesan yang ingin disampaikan dapat mudah diterima," katanya. (*)
Besok, Jalan Pemuda Semarang Ditutup untuk Pawai Dugderan sambut Ramadhan 2023 |
![]() |
---|
Begini Trik 7 Anggota Polisi Buru Suap Penerimaan Bintara, Menembak di Atas Kuda |
![]() |
---|
Breaking News: 7 Anggota Polda Jateng Dipecat dan Diproses Pidana setelah Terlibat Kasus Suap |
![]() |
---|
KRI Dewaruci Merapat di Tanjung Emas Semarang Besok |
![]() |
---|
5 Oknum Polisi Terlibat KKN Dipecat, Sidang Etik Dipimpin Kapolda Jateng |
![]() |
---|