Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Konflik Rusia dan Ukraina

Keluarga Orang Ukraina di Rusia Tak Percaya Ada Perang, Bagaimana Bisa?

“Saya mencoba mengevakuasi anak-anak dan istri saya. Semuanya sangat menakutkan,” kata Katsurin kepada sang ayah.

(AFP/DANIEL LEAL)
Seorang pria memindahkan puing-puing dari bangunan tempat tinggal yang hancur di Jalan Koshytsa, pinggiran kota Kiev, Ukraina, Jumat (25/2/2022). Pasukan Rusia mencapai pinggiran Kiev hari itu dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut mereka menargetkan warga sipil. 

Banyak warga Ukraina adalah etnis Rusia, dan mereka yang tinggal di bagian selatan dan timur negara itu sebagian besar berbicara bahasa Rusia sebagai bahasa ibu mereka.

Saluran televisi Rusia tidak menayangkan pemboman Kyiv, ibukota Ukraina, dan daerah sekitarnya, atau serangan dahsyat di Kharkiv, Mariupol, Chernihiv, dan kota-kota Ukraina lainnya.

Mereka juga tidak menunjukkan perlawanan damai yang terlihat di tempat-tempat seperti Kherson, sebuah kota besar di selatan yang direbut pasukan Rusia beberapa hari lalu, dan tentu saja bukan protes terhadap perang yang muncul di seluruh Rusia.

Sebaliknya mereka fokus pada keberhasilan militer Rusia, tanpa membahas korban di antara tentara Rusia. Banyak koresponden televisi pemerintah ditempatkan di Ukraina timur, dan bukan di kota-kota yang dihantam rudal dan mortir.

Laporan berita baru-baru ini tidak menyebutkan konvoi Rusia sepanjang 40 mil di jalan raya utara Kyiv.

Pada hari Jumat, Rusia juga melarang Facebook dan Twitter untuk mencoba membendung informasi yang tidak terkendali.

Semua ini, kata Katsurin, menjelaskan mengapa ayahnya mengatakan kepadanya, “Ada tentara Rusia di sana membantu orang. Mereka memberi mereka pakaian hangat dan makanan.”

Katsurin tidak sendirian dalam rasa frustrasinya.

Hal yang sama juga dialami Valentyna V. Kremyr. Ia menulis surat kepada saudara laki-laki dan perempuannya di Rusia untuk memberi tahu mereka bahwa putranya telah menghabiskan berhari-hari di tempat perlindungan bom di pinggiran kota Kyiv.

Namun, saudara laki-laki dan perempuannya sama sekali tak percaya.

“Mereka percaya bahwa semuanya tenang di Kyiv, tidak ada yang menembaki Kyiv,” kata Kremyr dalam sebuah wawancara telepon.

Dia mengatakan saudara-saudaranya berpikir Rusia menyerang infrastruktur militer dengan presisi, dan hanya itu.

Kremyr pun menulis kembali tentang situasi di Ukraina.

Namun, jawaban saudara perempuannya melalui pesan langsung tetap saja tidak percaya dengan yang diceritakannya.

“Tidak ada yang mengebom Kyiv, dan Anda seharusnya takut pada Nazi, yang dilawan oleh ayah Anda."

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved