Berita Sragen

Sidak Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Bunder Sragen, Luluk: Kenaikan dari Rp 3-10 Ribu

Anggota DPR RI Komisi IV Luluk Nur Hamidah tinjau harga kebutuhan pokok di Sragen.

Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Mahfira Putri Maulani
Anggota DPR RI Komisi IV, Luluk Nur Hamidah ketika meninjau harga kebutuhan pokok penting (bapokting) di Pasar Bunder, Sragen, Rabu (9/3/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Anggota DPR RI Komisi IV, Luluk Nur Hamidah tinjau harga kebutuhan pokok penting (bapokting) di Pasar Bunder, Sragen, Rabu (9/3/2022).

Pada peninjauan tersebut, Luluk sapaan akrabnya itu mendapatkan sejumlah harga yang sudah mulai naik dari beberapa hari  bahkan berminggu terakhir.

Dia mengatakan kenaikan harg

Anggota DPR RI Komisi IV, Luluk Nur Hamidah ketika meninjau harga kebutuhan pokok penting (bapokting) di Pasar Bunder, Sragen, Rabu (9/3/2022)
Anggota DPR RI Komisi IV, Luluk Nur Hamidah ketika meninjau harga kebutuhan pokok penting (bapokting) di Pasar Bunder, Sragen, Rabu (9/3/2022) (Tribun Jateng/Mahfira Putri Maulani)

a pokok sangat bervariatif, mulai dari Rp 3-10 ribu. Kenaikan ini terjadi pada telur, tempe, kedelai, tahu, cabai, bawang merah dan bawang putih.

"Temuan kita rata-rata harga pangan pokok naik Rp 3 -10 ribu. Mulai kenaikan telur, kedelai, tempe, tahu, cabai, bawang merah hingga bawang putih," katanya.

Dia mengatakan temuan kenaikan harga seperti ini sebagai masukan yang penting kepada pemerintah pusat.

Selain itu pemerintah juga harus menjaga harga terlebih memasuki bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.

"Dari temuan ini akan disampaikan ke pihak pemerintah karena DPR hanya menyuarakan, kita tidak membuat keputusan secara langsung. Kita akan menyampaikan baik kepada menteri pertanian dan perdagangan," katanya.

Permasalah Harga Minyak Goreng

Luluk menyampaikan kenaikan harga bapokting ini jangan sampai tidak terkendali. Menurutnya, saat ini masyarakat Indonesia sudah sulit dengan langkanya minyak goreng.

Pada kunjungan itu, dirinya juga mendapati laporan dari pedagang bahwa pedagang atau pembeli yang akan membeli minyak goreng subsidi harus belanja kebutuhan yang lain.

"Masyarakat yang ingin belanja subsidi minya goreng harus belanja sampingan, padahal belum tentu barang yang dibutuhkan itu untuk dijual kembali. Kasih lah subsidi tanpa syarat dan pihak distributor tidak perlu ada embel-embel," keluhnya.

Ia mengaku masih bertanya-tanya terkait kelangkaan minyak goreng yang belum terurai hingga saat ini.

Luluk menilai seharusnya pemerintah sudah bisa memetakan permasalahan dari hulu terkait produksi, neraca konsumsi dan disisi lain.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved