Berita Internasional

Presiden AS Joe Biden Dibuat Galau Pemimpin Arab Saudi dan UEA, Teleponnya Ditolak

Pekan lalu, OPEC+, yang mencakup Rusia, menolak meningkatkan produksi minyak meskipun ada permintaan dari barat

Editor: muslimah
Andrew Harnik / POOL / AFP
Presiden terpilih AS Joe Biden menyampaikan sambutan di Wilmington, Delaware, pada 7 November 2020, setelah dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden AS. 

TRIBUNJATENG.COM - Presiden Amerika Jose Biden dikabarkan tengah galau karena teleponnya ditolak

Para pemimpin de-facto Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menolak untuk menjadwalkan komunikasi telpon dengan presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam beberapa pekan terakhir, saat AS dan sekutunya berusaha menahan lonjakan harga energi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut Wall Street Journal, mengutip pejabat Timur Tengah dan AS, baik Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan dari UEA, tidak tersedia untuk Biden saat AS membuat permintaan untuk diskusi.

“Ada beberapa harapan dari panggilan telepon, tetapi itu tidak terjadi,” kata seorang pejabat AS tentang rencana Pangeran Saudi Mohammed dan Biden untuk berbicara.

“Itu adalah bagian dari menyalakan keran (minyak Saudi).”

Pekan lalu, OPEC+, yang mencakup Rusia, menolak meningkatkan produksi minyak meskipun ada permintaan dari barat.

Tetapi laporan dinginnya komunikasi datang ketika pemerintahan Biden berusaha meningkatkan pasokan minyak, setelah secara resmi melarang impor minyak Rusia pada Selasa (8/3/2022).

Keputusan terbaru Biden sebagai tanggapan atas serangan Rusia ke Ukraina mendorong harga minyak ke 130 dollar AS (Rp 1,8 juta) per barel, level tertinggi dalam 14 tahun.

Hubungan antara AS dan Arab Saudi telah mendingin selama pemerintahan Biden karena kebijakan Amerika di kawasan Teluk.

Isu keduanya termasuk soal kebangkitan kesepakatan nuklir Iran; kurangnya dukungan AS untuk intervensi Saudi dalam perang saudara Yaman dan penolakannya untuk menambahkan Houthi ke daftar kelompok terorisnya.

AS sementara itu membantu program nuklir sipil Saudi; dan memberi kekebalan hukum bagi Pangeran Mohammed, yang menghadapi tuntutan hukum atas pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi oleh tim pembunuh Saudi di konsulatnya di Istanbul empat tahun lalu.

Ada pun selama kampanye pemilihan Biden, dia bersumpah memperlakukan kerajaan itu sebagai negara “paria”. Dia mengatakan “ada sedikit nilai penebusan sosial dalam pemerintahan saat ini di Arab Saudi.”

Awal pekan ini, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan tidak ada rencana bagi Biden dan Pangeran Mohammed untuk segera berbicara.

Presiden AS juga tidak berencana melakukan perjalanan ke Riyadh.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved