Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Webinar Bersama Megawati

Megawati Ubah Mindset Perempuan Banyak Anak Banyak Rezeki, Utamakan Gizi Anak Terpenuhi

Megawati ubah mindset perempuan banyak anak banyak rezeki menjadi utamakan gizi anak.

Capture youtube
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat webinar Cegah Stunting untuk Generasi Emas Indonesia yang disiarkan kanal YouTube Tribun Jateng, Kamis (17/3/2022). 

TRIBUNJATENG.COM - Ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyampaikan beberapa hal tidak hanya mengenai stunting pada anak tapi juga memberikan semangat kepada para perempuan supaya tidak cengeng dan mengajak untuk bergerak bersama melawan permasalahan stunting.

Karena menurut Megawati, masalah bisa atau berhasil tidaknya memberantas masalah stunting bergantung niat masing-masing. 

Jika semua niat, pastinya permasalahan stunting pada anak di Indonesia pastinya bisa tertangani.

"Saya disini membantu dari sisi menyadarkan bahwa para kaum perempuan (ibu) khususnya di Indonesia penuh tanggungjawab dan harus belajar."

"Tidak hanya mengandung dan melahirkan anak, tapi lebih penting dari itu memikirkan kedepannya bagaimana, membesarkan anak, menentukan jarak, termasuk bagaimana supaya anak bisa menjadi cerdas, sehat, pintar lahir dan batin."

"Menurut saya jika semuanya bisa berhasil, maka Indonesia maju pasti bisa tercapai," ungkap Megawati, pada Tribunjateng.com, Kamis (17/3/2022).

Bahkan menurut Megawati, dalam permasalahan stunting justru kaum perempuannya yang harus menjadi fokus utama.

Bagaimana mereka (kaum perempuan) semangat untuk memiliki pengetahuan lebih, bagaimana menjalankan tugasnya sebagai ibu, termasuk bagaimana menjadi seorang istri yang baik untuk pasangan.

Megawati berharap bahwa perempuan di Indonesia bisa menjadi ibu-ibu yang mumpuni termasuk dalam memikirkan gizi untuk anak-anaknya. 

"Keluarga sejahtera itu menurut saya yang happy, anak-anak nya sehat, cerdas."

"Maka bukan masalah banyak anak banyak rejeki, tapi bagaimana langkah selanjutnya supaya anak sehat, cerdas, gizi terpenuhi," tegasnya.

Megawati pun sedikit membahas mengenai permasalahan yang sedang hangat di tengah masyarakat yaitu mahal dan langkanya minyak goreng.

Ia berpikir apakah setiap harinya ibu-ibu hanya menggoreng saja, sampai berebutan minyak goreng seperti yang terlihat.

Padahal Menurut Mega, masih ada cara lain katakan dengan merebus, dibakar, diungkep, merujak, dan lain-lain.

"Saya tegaskan permasalahan stunting seharusnya tidak ada di negara Indonesia. Tinggal balik lagi seperti yang saya sampaikan bisa apa niat, tapi menurut saya kalau bisa ya masih bisa yang tidak ada niat," ujarnya.

Sementara itu, Menteri PPPA Bintang Puspayoga, menambahkan salah satu isu tumbuh kembang anak usia dini yang menjadi prioritas pemerintah adalah stunting.

Sesuai data studi status gizi Indonesia tahun 2021 menunjukkan dari 34 provinsi di Indonesia yang mendapat kategori baik hanya satu provinsi yaitu Bali.

Penurunan stunting di Indonesia selama delapan tahun terakhir yaitu 2013-2021 masih berada diangka 2,0 persen khususnya tahun 2021. Sedangkan untuk angka stunting adalah 24,4 persen.

Padahal target RPJMN yaitu penurunan sebesar 14 persen atau 2,7 persen per tahun.

"Sesungguhnya dibalik situasi gizi buruk atau stunting ini, terdapat fenomena sosial yang menentukan tetapi justru kurang diperhatikan yaitu begitu rendahnya kualitas pengasuhan. Hal tersebut juga yang menjadi perhatian serius presiden RI kelima Ibu Megawati Soekarnoputri, bagaimana para ibu dan pengasuh bisa cerdas dalam memberikan pengasuhan untuk mengatasi stunting," papar Bintang.

Dikatakan, stunting bersumber dari pola asuh, pola makan yang kurang baik, dan sanitasi yang kurang layak.

Hal ini mengakibatkan terhambatnya tumbuh kembang anak, seperti penurunan fungsi kekebalan, gangguan metabolisme tubuh, perkembangan otak tidak maksimal yang mempengaruhi kemampuan mental dan prestasi belajar yang buruk.

Menteri PPPA juga menyebut, bahwa sesuai data dari WHO salah satu penyebab masalah stunting karena tingginya angka pernikahan dini yang secara psikologis belum matang, termasuk mengenai kehamilan, pola asuh anak, dan masih banyak lagi.

Ada lima arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengenai peran ibu dan anak.

Adapun lima arahan tersebut yaitu peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.

Peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan atau pengasuhan anak.

Penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Penurunan pekerja anak.

Pencegahan perkawainan anak.

"Pengasuhan bukan hanya tugas ibu semata melainkan tugas bersama. Orangtua harus sama-sama bertanggungjawab dan berpengetahuan dalam mengasuh serta menumbuhkan karakter anak. Maka, terkait hal tersebut kami telah mengeluarkan kebijakan dan program dengan empat sasaran utama yaitu melalui keluarga, anak, masyarakat, dan fasilitas pelayanan kesehatan," terangnya.

Sedangkan kebijakan dan program Kementerian PPPA untuk menurunkan angka stunting dengan empat sasaran spesifik yaitu:

-Melalui keluarga

Sosialisasi melalui pusat pembelajaran keluarga (Puspaga). Adapun saat ini sudah ada 194 Puspaga yang tersebar di 13 provinsi dan 176 kabupaten/kota, namun pelayanannya secara online dapat menjangkau seluruh keluarga di Indonesia.

-Melalui anak

Sosialisasi melalui forum anak (Fan) sebagai pelapor dan pelapor (2P). Forum anak saat ini telah terbentuk di 34 provinsi dan jaringannya tersebar hingga ke tingkat desa, untuk mempelopori konsumsi pangan lokal kecukupan nutrisi anak di lingkungan sebayanya.

-Melalui masyarakat

Membentuk model pencegahan stunting pada anak balita yang disebut dengan kampung anak sejahtera (KAS). Sampai tahun 2020 telah dibentuk delapan KAS.

-Melalui fasilitas pelayanan kesehatan

Mengembangkan pelayanan ramah anak (PRAP), serta menyusun KIE yang berisikan informasi kesehatan dan menjadikan keluarga sebagai pelopor dan pelapor. Saat ini jumlah PRAP sebanyak 2.824 terdiri dari 233 kabupaten/kota 34 provinsi.

"Kami selalu optimis dan percaya bahwa percepatan penurunan stunting akan tercapai, asalkan ada sinergi dan kolaborasi dari berbagai sektor baik dengan kementerian, lembaga masyarakat, pemerintah daerah, dunia usaha, media, akademisi, maupun masyarakat secara umum merupakan kekuatan besar bagi bangsa dalam menurunkan angka stunting nasional. Maka mari bersama-sama menyatukan kekuatan untuk mencegah stunting melalui pengasuhan yang berkualitas, gizi yang baik, dan sanitasi yang layak untuk mewujudkan Indonesia layak anak tahun 2030 dan Indonesia emas 2045," pesannya.

Sementara itu, Deputi pemenuhan hak anak kementerian PPPA, Agustina Erni, menambahkan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan pemerintah mulai tingkat kabupaten sampai desa mengenai program dari Kementerian PPPA yaitu desa ramah perempuan peduli anak bebas stunting.

"Saya menganggap pemaparan dari ibu Megawati sangat luar biasa dan sangat terkesan mengenai pesan-pesannya. Beliau tidak hanya melihat dari sisi ibu nya saja, tapi juga sisi bapak (suami) nya," tutup Agustina. (dta)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved