Berita Semarang

Trik Pejual Gorengan Semarang Bertahan Digempuran Mahalnya Minyak Goreng

Masih banyak pejual gorengan di Kota Semarang memilih bertahan di tengah mahalnya minyak goreng di pasaran sejak dicabutnya

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
Iwan Arifianto
Pedagang gorengan saat melayani pembeli. Sejumlah pedagang gorengan menjerit menyusul naiknya komoditas tersebut, di Jalan Untung Suropati, Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang, Sabtu (19/3/2022). 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG –  Masih banyak pejual gorengan di Kota Semarang memilih bertahan di tengah mahalnya minyak goreng di pasaran sejak dicabutnya aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh pemerintah.

Mereka terus memutar otak agar usahanya bertahan, ada beberapa pejual memilih menaikan harga.

Adapula memilih mengirit pemakaian minyak goreng dengan teknik tertentu.

Seperti dilakukan Penjual gorengan, Watik (40).

Ia mengatakan, mahalnya minyak goreng membuatnya mengirit pemakaian komoditi tersebut.

Ia pun memiliki teknik tersendiri untuk mengirit pemakaian minyak goreng.

Caranya, minyak goreng untuk tahu dan tempe dipisah.

Ia akan menggoreng seluruh tahu terlebih dahulu.

Hal itu dilakukan lantaran tahu irit menyerap minyak goreng.

Sebab, banyak kandungan air, berbeda dengan tempe yang banyak menyerap minyak.

Selepas gorengan tahu sudah habis, sisanya baru digunakan untuk gorengan tempe dan lainnya.

Trik itu diyakininya akan membuat minyak goreng lebih irit. 

“Triknya gitu, biar irit,” paparnya  yang berjualan di Jalan Untung Suropati, Kalipancur, Ngaliyan itu kepada Tribunjateng.com, Sabtu (19/3/2022).

Penjual gorengan sejak tahun 2005 itu, terpaksa menggunakan trik tersebut akibat harga minyak goreng terlampau mahal.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved