Soal Mafia Minyak Goreng: Tak Usah Diumumkan, Langsung Tangkap
orang-orang yang diduga sebagai mafia yang menyebabkan minyak goreng langka dan mahal tak perlu diumumkan nama-namanya ke publik.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Dugaan mafia minyak goreng yang disebut-sebut Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi terus menjadi misteri.
Perihal mafia minyak goreng itu diungkap langsung oleh Lutfi dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (18/3) lalu.
Namun, hingga kini dugaan keberadaan mafia tersebut masih menjadi tanda tanya. Bahkan, janji untuk mengumumkan mafia minyak goreng itu pada Senin (21/3), batal dilakukan.
Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad berpendapat, orang-orang yang diduga sebagai mafia yang menyebabkan minyak goreng langka dan mahal tak perlu diumumkan nama-namanya ke publik.
Menurut dia, orang-orang seperti itu seharusnya langsung saja ditangkap oleh polisi.
"Saya pikir tidak perlu digembar-gemborkan. Tangkap saja langsung kalau menurut saya. Rencana mengumumkan mafia itu serahkan saja kepada penegak hukum," katanya, kepada wartawan, Selasa (22/3).
Dasco mengaku setuju dengan anggapan bahwa langka dan mahalnya minyak goreng berkaitan dengan praktik-praktik mafia.
Karena itu, ia mendesak agar ada tindakan hukum terhadap mafia ketimbang hanya mengumumkan identitasnya.
"Ya kalau kita cek memang ada mafianya. Saya pikir, tidak usah diumumkan, tapi langsung tangkap saja, kenapa sih begitu (diumumkan-Red)?" ucap politikus Gerindra itu.
Sebelumnya, dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (18/3) lalu, Mendag Lutfi mengungkap adanya pihak yang mengalihkan alokasi minyak subsidi ke minyak industri, dan mengekspor minyak goreng ke luar negeri.
Pihak-pihak itu juga disebut mengemas ulang minyak goreng agar bisa dijual dengan harga yang tak sesuai harga eceran tertinggi (HET). Mereka itulah yang Lutfi sebut sebagai mafia minyak goreng.
"Ada orang-orang yang tidak sepatutnya mendapatkan hasil dari minyak goreng ini. Misalnya minyak goreng yang seharusnya jadi konsumsi masyarakat masuk ke industri atau diselundupkan ke luar negeri," tuturnya.
Lutfi pun mengakui, pihaknya tak kuasa mengontrol keberadaan mafia dan spekulan minyak goreng. Ia meminta maaf sekaligus menyebut bahwa hal itu merupakan akibat dari perilaku manusia yang rakus dan jahat.
"Dengan permohonan maaf, Kemendag tidak dapat mengontrol, karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," jelasnya.