Perbedaan Hisab dan Rukyat, Metode untuk Menentukan Awal Puasa Ramadhan di Indonesia
Hilal (Rukyat) dan hisab adalah dua metode yang digunakan untuk menetukan awal Ramadhan di Indonesia.Metode hilal dan hisab adalah metode yang menjadi
Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
Sedangkan posisi bulan digunakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda periode bulan baru dalam kalender Hijriyah.
Metode hisab dipergunakan untuk menentukan awal Ramadhan atau awal bulan dalam kalender Hijriyah tanpa harus melihat hilal.
Di antara yang menggunakan metode hisab adalah ormas Islam Muhammadiyah.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam keterangan pers, mengumumkan awal Ramadhan 1440 H pada Senin Legi, 6 Mei 2019.
Melalui perhitungan, Ijtimak jelang Ramadan 1440 H terjadi pada hari Ahad Kliwon, 5 Mei 2019 M pukul 05:48:25 WIB.
Kemudian, tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta (f= -07°48¢ (LS) dan l= 110°21¢BT)= +05°48¢20² (hilal sudah wujud).
Disimpulkan, awal puasa pada 1 Ramadan 1440 H jatuh pada hari Senin Legi, 6 Mei 2019 Masehi.
Rukyat (melihat hilal)
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal.
Secara arti hilal adalah bulan sabit muda setekah terjadi ijtimak (konjungsi geosentris).
Apabila hilal sudah terlihat, itu tandanya hari berikut sudah memasuki bulan baru.
Penampakan hilal bisa dilakukan dengan mata telanjang atau menggunakan alat bantu seperti teleskop.
Mengamati hilal bisanya dilakukan menjelang terbenamnya matahari pertama kali setelah ijtimak.
Apabila terlihat, waktu maghrib setempat sudah dihitung tanggal 1 bulan baru.
Metode hilal di Indonesia digunakan oleh Ormas Islam Nahdlatul Ulama.