Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Warga Beda Agama Hidup Rukun, Desa Plajan Jadi Kampung Pancasila Pertama di Jepara

Dandim 0719/Jepara Letkol Arh Tri Yudhi Herlambang mengatakan kegiatan pencanangaan Kampung Pancasila ini untuk memberi pemahaman

Dok. Diskominfo Jepara
Desa Plajan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara kini telah dicanangkan sebagai Kampung Pancasila.(Dok. Diskominfo Jepara). 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA -- Memasuki Desa Plajan, kita bisa melihat bangunan Pura yang berada di sana.

Warga setempat memang banyak yang beragama Hindu. Keberagaman masyarakat di sana  membuat desa di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara itu kini ditetapkan Kampung Pancasila.

Dandim 0719/Jepara Letkol Arh Tri Yudhi Herlambang mengatakan kegiatan pencanangaan Kampung Pancasila ini untuk memberi pemahaman kepada masyarakat keragaman suku di negeri ini bisa disatukan oleh Pancasila. 

Desa Plajan, kata dia, dinilai sebagai miniatur Indonesia karena keberagaman warga setempat bisa jadi contoh untuk desa lainn di Kabupaten Jepara. 

“Penduduk Plajan ini cukup majemuk, karena terdiri dari berbagai suku dan agama. Sedangkan toleransinya begitu kuat,” kata dia, Jumat (25/3/2022).

Dia menerangkan Desa Plajan Kampung Pancasila pertama di Jepara. Kampung Pancasila ini akan menjadi pelopor untuk  menanggulangi radikalisme dan intoleransi.

Tidak hanya Plajan, lanjutnya, seluruh desa dan kelurahan menyusul untuk menjadi kampung Pancasila.

Diinstruksikan kepada Danramil, segera membentuk satu Kampung Pancasila yang menjadi binaan di wilayah masing-masing.  

“Beberapa wilayah sudah mulai ada gerakan radikalisasi yang disinyalir akan berusaha menggantikan ideologi kita saat ini. Tidak hanya TNI, tokoh adat, camat, petinggi, pemuda harus bahu-membahu agar Pancaasila tetap kokoh berdiri di bumi Nusantara," kata dia.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Lukita Sudi Asmara mengatakan Desa Plajan memang pantas dijadikan sebagai percontohan Kampung Pancasila. Kondisi daerah ini sangat kondusif.

Kendati 90 persen warganya beragama Islam, sepuluh persen sisanya beraga Hindu, Kristen, dan Budhha. Mereka sangat menghargai tolerasi. 

“Dari informasi yang kami terima. Setiap kegiatan keagamaan mereka saling mendukung. Saat Idul Fitri mereka yang non muslim membantu menjaga keamanan lingkungan. Begitu juga saat Nyepi, umat islam dan umat lainnya, ikut membantu menertibkan agar mereka yang beragami Hindu tetap khusyuk menjalankan Nyepi,” ujarnya.

Menurutnya, kerukunan warga Desa Plajan bisa jadi rujukan untuk menciptakan kondisi kampung yang tidak mempersalahkan perbedaan.(yun).

Baca juga: BREAKING NEWS : DK Warga Limbangan Kendal yang Ditangkap Densus 88 Dikenal Pendiam

Baca juga: Hasil Akhir Timnas U19 Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Nusantara Dibantai 0-7

Baca juga: BBPOM Beri Tips Pilih Makanan Aman saat Ramadhan

Baca juga: 381 Perusahaan di Kabupaten Semarang Belum Daftarkan Pekerjanya Untuk Dapat Jaminan Sosial

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved