Berita Semarang
Badan POM Beri Dukungan Penuh Hilirisasi Herbal Nasional
Badan POM terus melakukan pendampingan kepada para pelaku usaha mikro kecil menengah.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG, SEMARANG - Guna meningkatkan daya saing para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) bidang pangan dan obat tradisional, Badan POM terus melakukan pendampingan kepada mereka.
Hal itu di antaranya diwujudkan dengan kegiatan "Pendampingan UMKM Obat Tradisional dalam Rangka Mendukung Hilirisasi Herbal Nasional Melalui Konsistensi Pemenuhan Mutu Bahan Baku" yang digelar di Hotel Tentrem Semarang, Kamis (31/3/2022).
Kepala Badan POM Penny K Lukito mengatakan, pendampingan kepada pelaku UMKM pangan dan jamu ini penting dilakukan dari hulu sampai hilir.
Sebab menurutnya, UMKM tersebut memiliki potensi sangat besar sehingga perlu untuk terus dikembangkan.
"Hari ini kita melakukan upaya untuk mewujudkan dukungan kepada pelaku usaha jamu gendong. Pendampingan pembinaan dunia usaha jamu yang juga sebagai bagian budaya kita itu betul-betul harus dari hulu sampai hilir, yaitu dari permintaannya demand-nya, harus kita jaga," kata Penny di sela kegiatan.
"Kemudian juga sampai hilirnya, bagaimana kita memberikan suplai produk-produk herbal yang berkualitas, termasuk juga para pelaku usaha jamu gendong, mereka ada di depan sebagai penyaji utama dan itu adalah bagian dari membangun demand yang berkualitas dan aman," lanjutnya.
Pada kesempatan itu Badan POM melakukan bimbingan teknis dan konsultasi langsung Sertifikasi cara pembuatan obat tradisional yang baik, registrasi produk agar dapat memenuhi persyaratan sehingga dapat mendukung percepatan dalam mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE).
Selain itu, terdapat keringanan tarif 50 persen atas Penerimaan Negara Bukan Pajak bagi pendaftaran produk Usaha Mikro Kecil (UMK) pangan olahan dan Usaha Menengah Obat Tradisional (UMOT).
Pada kesempatan sama juga dilakukan penyerahan NIE obat tradisional, kosmetik, dan pangan serta Sertifikat Cara Produksi Obat Tradisional yg Baik (CPOTB), Cara Produksi Kosmetik yg Baik (CPKB), Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), maupun Sertifikat Manajemen Keamanan Pangan Olahan (SMKPO).
Penyerahan secara simbolis oleh Kepala BPOM dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin.
Di samping itu juga penyerahan bantuan alat kepada usaha jamu gendong secara simbolis oleh orangtua angkat jamu yang diwakili oleh GP Jamu diserahkan kepada komunitas EMPU, serta penyerahan stikerisasi jamu gendong, dan penandatangan komitmen bersama orangtua angkat jamu.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada para pelaku industri jamu besar yang sudah bekerja sama dengan Badan POM untuk menjadi orang tua angkat jamu, sehingga UMKM terus berkembang dan bertumbuh. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jateng semoga terus mendukung usaha jamu di Indonesia. Kami yakin dengam pengembangan dunia usaha jamu yang kemudian bisa ekspor akan meningkatkan perekonomian global," ungkapnya.
Pada kesempatan sama, Wagub mengucapkan terima kasihnya kepada Badan POM yang telah menginisiasi terselenggaranya pendampingan UMKM obat tradisional ini.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Badan POM yang telah menunjuk dua kota di Jateng menjadi desa wisata jamu.
"Kami dari Pemprov mengucapkan terima kasih kepada BPOM Indonesia yang saat ini menginisiasi atas terselenggaranya pendampingan UMKM tradisional, utamanya tentang tantangan dan potensi UMKM jamu gendong tradisional di Jateng. Tentunya ini didorong dengan bebasnya jamu dari bahan kimia. Tadi sudah ada penandatanganan komitmen pengusaha-pengusaha besar menjadi orangtua asuh pelaku jamu gendong tradisional yang ada di masyarakat kepada pelaku UMKM khususnya di Jateng, jadi tidak ada istilahnya masuk sendiri-sendiri sehingga jiwa gotong royong masih ada," kata Taj Yasin. (*)