Happy Ramadhan
Mengenal Telur Mimi Makanan Khas Kaliwungu Kendal, Hanya Ada Jelang Ramadhan
Kecamatan Kaliwungu memiliki makanan khas yang hanya ada setahun sekali tiap Ramadhan.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal memiliki makanan khas yang hanya ada setahun sekali ketika menjelang Ramadhan.
Disebut dengan nama Telur Mimi (Ndok Mimi) yang diperjualbelikan dalam tradisi Tukuder.
Yaitu semacam tradisi Dugderan warga Kaliwungu yang dipusatkan di halaman Masjid Al Muttaqin Kaliwungu sehari sebelum masuk Rama

dhan.
Meskipun terkadang Telur Mimi bisa dijumpai pada bulan-bulan yang lain, tetapi jumlahnya tak sebanyak yang ada saat menjelang Ramadhan.
Telur Mimi disebut sebagai makan khas Kaliwungu, Kendal karena biasa diproduksi setiap menjelang Ramadhan.
Bukan tanpa alasan, masyarakat menyebut bahwa Ikan Mimi baru ada di lautan di waktu-waktu menjelang Ramadhan.
Sementara di bulan-bulan yang lain, Ikan Mimi akan sulit ditemukan.
Makanan khas ini sangat diburu masyarakat saat tradisi Tukuder dimulai.
Biasanya, pedagang mengemasnya dalam sebuah mika kecil dengan harga Rp 5.000 per paket.
Kebanyakan pedagang memadukan telur mimi dengan sambal kelapa yang dimasak dengan menggunakan rempah-rempah khusus.
Tidak ada ornamen lain sebagai pelengkap makanan ini.
Seorang pedagang, Sari Meliani (43) asal Desa Plantaran, Kaliwungu Selatan mengaku senang bisa memproduksi telur mimi pada Ramadan tahun ini.
Meli sudah berpuluh-puluh tahun memproduksi telur mimi bersama ibunya.
Namun harus vakum dua tahun karena terdampak pandemi Covid-19.
Pada 2022 ini, Meli menyiapkan 15 tangkap Ikan Mimi menjadi satu baskom.
Setiap tangkapnya bisa menghasilkan 15-20 bungkus.
Telur ikan mimi harus dibersihkan dari cangkangnya terlebih dahulu, kemudian direbus dengan bumbu rempah-rempah.
Seperti serai, daun salam, dan beberapa rempah lain untuk membuang rasa amis pada telur.
Rebusan telur mimi ini tidak lengkap jika dikonsumsi tanpa sambal kelapa.
Biasanya, Meli mengambil kelapa yang belum terlalu tua, dan tidak terlalu muda untuk dijadikan sambal.
Bumbunya pun cukup simpel menggunakan daun jeruk, kencur, cabai, bawang merah, bawang putih, garam dan juga penyedap rasa.
"Telur Mimi ini sudah pasangannya dengan sambal kelapa. Ada juga yang dimasak dengan cara lain seperti botok, pepes, tapi khasnya dimasak terpisah," terangnya, Jumat (1/4/2022).
Meli menyebut, hasil tangkapan Ikan Mimi pada tahun ini menurun.
Biasanya dia bisa mendapatkan ikan dari nelayan hingga 40 tangkap.
Tapi, kali ini hanya mendapatkan 15 tangkap.
Hal tersebut berpengaruh pada harga jual ikan mimi di pasaran.
Biasanya dibandrol Rp 35.000 per tangkap, sekarang melonjak hingga Rp 60.000 per tangkap.
Dalam mengolah telur mimi, kata dia, perlu kehati-hatian dan kebersihan agar tidak menimbulkan potensi racun.
Telur harus dipisahkan dari cangkangnya agar bisa diolah terpisah.
Lama perebusan ditaksir hingga 1 jam agar tekstur telur benar-benar matang sempurna.
Meli pun antusias menyambut Ramadan ini seiring pandemi Covid-19 yang semakin mereda.
"Saya berjualan telur mimi ini sudah puluhan tahun. Diawali ibu saya Jamiah, kemudian sampai pada saya. Dan Alhamdulillah tahun ini acara menjelang Ramadan bisa diadakan lagi. Banyak sekali warga yang datang ke Kaliwungu, mengharukan," tuturnya. (*)