TOK! Pemkab Kendal Tak Izinkan Pedagang Jualan di Pasar Kobong Weleri, Janji Datangkan Pembeli
Pemerintah Kabupaten Kendal dengan tegas tidak mengizinkan pedagang Pasar Relokasi Weleri berjualan di sekitar eks Pasar Weleri yang terbakar.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Pemerintah Kabupaten Kendal dengan tegas tidak mengizinkan pedagang Pasar Relokasi Weleri berjualan di sekitar eks Pasar Weleri yang terbakar.
Kebijakan itu sudah diputuskan dalam rapat bersama jajaran terkait di lingkungan Pemerintah Kendal dalam beberapa hari terakhir.
Mengingat kondisi bangunan pasar kobong sudah tidak layak lagi dan membahayakan.
Sebagai gantinya, pemerintah setempat bakal mengupayakan penuh kegiatan-kegiatan yang mengundang masyarakat banyak di Pasar Relokasi Weleri.
Supaya pasar menjadi ramai sepanjang Ramadan hingga Syawal mendatang.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disdagkop-UKM) Kendal, Ferinando RAD Bonay mengatakan, larangan ini berlaku bagi semua pedagang, baik yang berjualan pakaian, sayuran, buah-buahan, sembako, bumbu dapur, maupun pedagang ikan.
Pemerintah daerah sudah memasang pagar pembatas di wilayah bangunan eks Pasar Weleri.
"Larangan ini sudah diputuskan dalam rapat bersama sekda dan bupati, karena membahayakan. Bangunan aset eks Pasar Weleri juga mulai kami bongkar sejak Jumat kemarin," terangnya Minggu (3/4/2022).
Menurut Ferinando, tidak ada alasan pedagang ingin berjualan kembali di lokasi eks Pasar Weleri.
Karena pemerintah daerah sudah membuatkan pasar relokasi sementara di Terminal Bahurekso Kendal.
Beberapa program kebijakan sudah disiapkan untuk mendukung ramainya pasar relokasi.
Seperti, program pasar murah dua hari di awal Ramadan, program penyaluran bantuan BLT dari Polres Kendal kepada ribuan nelayan, pedagang kaki lima, dan pedagang warung di lokasi pasar relokasi selama sepekan.
Juga, pemerintah daerah sudah menyiapkan dua bus gratis untuk transportasi pedagang dan pembeli dari Weleri ke pasar relokasi pulang-pergi.
"Nah pembagian BLT ini, dari Polres berharap, setelah dapat uang langsung bisa belanja kebutuhan di pasar relokasi. Bus gratis sudah mulai, kami sedang upayakn BRT sampai taman kota Weleri, begitu juga akses angkutan umum agar pasar tidak sepi lagi," jelasnya.
Ferinando berharap, pedagang jangan mudah terpancing isu-isu yang belum tentu terbukti kebenarannya.
Karena wewenang kebijakan penuh terkait pengelolaan aset bangunan eks Pasar Weleri ada pada bupati.
Tidak ada pihak lain yang bisa mengintervensi kebijakan itu.
Pihaknya tidak akan mentolelir bagi pedagang yang nekat berjualan kembali di sekitar eks Pasar Weleri.
"Sekarang bangunan eks Pasar Weleri sudah mulai dibongkar. Sudah ada petugas juga yang piket di sana. Kami juga sudah tertibkan pedagang yang tercecer agar masuk ke pasar relokasi," tuturnya.
Dijadikan RTH Weleri
Proses pembongkaran bangunan eks Pasar Weleri sudah dimulai sejak Jumat lalu.
Pemerintah menurunkan sejumlah alat berat untuk mempercepat pembongkaran.
Rencananya, bangunan lokasi tersebut bakal disulap menjadi ruang terbuka hijau (RTH) Kecamatan Weleri.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kendal, Agus Dwi Lestari menerangkan, aset bangunan eks Pasar Weleri dibongkar, selanjutnya dilakukan lelang material yang masih bisa digunakan.
Bangunan akan diratakan agar bisa dibangun kembali menjadi RTH.
"Rencananya nanti akan dibangun RTH. Kita selesaikan tahapan demi tahapannya," ujar dia.
Mengenai rencana pembangunan kembali pasar induk Weleri, Pemerintah Kendal masih menunggu kejelasan anggaran dari pemerintah pusat tahun ini.
Jika dana tidak turun, pemerintah daerah akan menggandeng pihak ketiga agar bangunan pasar bisa dibangun pada 2023 mendatang.
"Kalau DED-nya Pasar Weleri sudah ada. Kami masih nunggu anggaran pembangunan dari pemerintah pusat. Kalau terpaksa tidak ada kejelasan informasi, kami siapkan anggaran fisik pada 2023 menggandeng pihak ketiga. Rencananya membutuhkan dana sekitar Rp 80 miliar," jelas Agus. (Sam)