Happy Ramadhan
Kisah Sabiq Disabilitas yang Jadi Guru Ngaji di Salatiga, Pernah Minder Tapi Anak-anak Justru Hormat
Bulan Ramadhan membuat seseorang yang beragama Islam berlomba-lomba mencari pahala walau mempunyai keterbatasan.
Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Bulan Ramadhan membuat seseorang yang beragama Islam berlomba-lomba mencari pahala walau mempunyai keterbatasan.
Begitu juga bagi Ahmad Sabiqul Umam, seorang Ustadz di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Hidayatul Quran dengan memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas atau difabel yakni kaki lemah atau sulit digerakkan.
Laki-laki yang kerap di sapa Sabiq ini, membuka TPQ tersebut melanjutkan jejak ayahnya.
Baca juga: Keistimewaan Sholat Tarawih Malam ke-9 Ramadhan 2022
Baca juga: Perlawanan Gadis Remaja yang Akan Diperkosa Buat Pelaku Panik, Kabur Lewat Jendela Tanpa Busana
Baca juga: Cara Mengurus EKTP Hilang Secara Online Wilayah Wonogiri Tanpa Perlu Antre

“Ayah dulu juga mendidik anak-anak TPQ,” kata Sabiq kepada Tribunjateng.com, Minggu (10/4/2022).
Didirikannya TPQ ini agar anak-anak setidaknya dapat khatam Al-Quran.
“Setidak-tidaknya penerus bangsa ini bisa khatam Al-Quran, juga menjadi anak yang sholeh sholehah bagi kedua orang tuanya,” tambahnya.
Sebelum Ramadhan, TPQ ini biasanya di buka setiap Senin sampai Kamis tetapi untuk Ramadhan kali ini, ia membuka TPQ ini dari Senin sampai Sabtu.
“Khusus hari Jumat dan Sabtu saya isi dengan fikih, hadist serta tentang bagaimana mengasihi sesama teman-teman,” ucapnya.
Dengan kodisinya yang seperti ini, ia tidak ada kendala untuk berbuat baik.
“Alhamdulillah dengan kondisi saya seperti ini, saya dengan anak-anak itu tidak ada kesulitan,” kata Sabiq.
Kondisi disabilitasnya ini dari kecil.
“Menurut keluarga, saat ibu mengandung di usia tujuh bulan, ia terpeleset kulit pisang dan jatuh serta pendarahan,” kata Sabiq.
Dari Sabiq kecil hingga SMA, orang tuanya mengusahakan agar ia berjalan dengan normal.
“Tapi saya sudah menerima kondisi saya seperti ini. Saya ambil hikmahnya saja,” ucapnya.
Menurut Sabiq, hidup itu dinikmati dan mengambil hikmahnya.
“Jika saya diberi kesehatan malah saya bisa jalan-jalan kemana-mana dan nanti dikatakan sombong.” Paparnya.
Jika ia menyesali kondisinya yang seperti itu, ia berfikir tidak akan bisa maju.
“Masih ada yang lebih dari saya. Alhamdulillah saya bersyukur walaupun kondisi saya seperti ini,” katanya
Selain menjadi Ustadz ia juga seorang guru mata pelajaran Agama Islam di MI Mangunsari Salatiga.
Ia pernah minder dan merasa takut dengan kondisinya seperti ini saat menghadapi anak-anak.
“Nanti bagaimana untuk menghadapi anak-anak, tapi alhamdulillah sampai sekarang tidak ada masalah,” paparnya.
“Anak-anak apa bisa menerima kondisi saya yang seperti ini,” tambahnya.
Menurutnya, anak-anak MI dengan Sabiq sangat dekat dan akrab.

Baca juga: Ingat Olivia? Gadis Remaja Asal Solo yang Pergi dari Rumah? Kini Ditemukan di Jogja, Ini Cerita Ayah
Baca juga: Kunci Jawaban Kelas 4 Tema 7 Halaman 71 72 73 75 76 Subtema 2 Pembelajaran 4
Baca juga: Aming Sugandhi Pernah Jadi Korban Pelecehan hingga Pemerkosaan dari SD hingga SMA
“Bahkan jika satu hari saya tidak masuk sekolah, hari berikutnya pasti anak-anak langsung mencari dan bertanya kepada saya,” paparnya.
“Saya kan kalau pergi ke sekolah pakai motor roda tiga. Pasti setiap sampai sekolah, anak-anak selalu salim dengan saya dan selalu naik ke motor untuk ikut masuk ke sekolah bareng sambil bernyanyi,” tambahnya.
Sabiq berharap agar anak-anak di TPQ maupun MI menjadi sholeh dan sholehah.
“Bagi saya, semoga anak-anak disini menjadi sholeh dan sholehah. Berbakti kepada orang tua. Insyaallah dengan belajar mengaji, apapun dapat dilakukan,” ucapnya. (han)