Berita Pemalang
Pengrajin Batik Khas Pemalangan Sampaikan Terima Kasih kepada Bupati Mukti Agung Wibowo
"Kalau bisa ya ditentukan melaui edaran tersebut Hari Kamis Motif A, Hari Rabu motif ini, jadi keseragaman dilihat itu enak lho, di pandang rukun.
TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Kebijakan Pemerintah Kabupaten Pemalang yang mewajibkan ASN mengenakan batik khas Pemalangan sebagai seragam setiap hari Rabu dan Kamis disambut dengan gembira oleh para pengrajin Batik Pemalang.
Mereka menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo atas kepeduliannya terhadap produk lokal Pemalang.
Sebelum mengeluarkan Surat Edaran mengenai Penggunaan Sarung Goyor sebagai pakaian seragam selama Ramadhan 1443 H, Bupati Pemalang telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 060/ 132/ Organisasi tentang Pakaian Dinas Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Pemalang tanggal 19 Januari 2022 yang mewajibkan ASN memakai Batik Khas Pemalangan setiap hari Rabu dan Kamis

Salah satu pengrajin Batik khas Pemalangan Slamet Puji dari Batik Sekar Manggar Desa Jebed Utara Kecamatan Taman menyampaikan terima kasih karena adanya surat edaran tersebut omsetnya meningkat.
Ia berharap ke depannya ada regulasi atau aturan yang mengatur lebih rinci mengenai motif batik yang dipakai agar memberikan kemudahan dan semangat produsen dalam memproduksi Batik Pemalangan.
"Kalau bisa ya ditentukan melaui edaran tersebut Hari Kamis Motif A, Hari Rabu motif ini. Jadi keseragaman dilihat itu enak lho, dipandang oh ini rukun," harapnya.
Menurut Slamet Puji, salah satu motif batik khas Pemalang yakni Kepiting Soka.
Dia menjelaskan filosofi batik tersebut ialah kepiting yang perkasa mengangkat nanas dan dihiasi mangga pada capitnya.
Menggambarkan penyatuan perbedaan antara nanas dari selatan dan mangga yang berasal dari Desa Penggarit bersatu untuk membangun Pemalang yang diiringi oleh wanginya kembang widuri.
"Dari awal kita gambarkan samudera yang luas, kita ambil dari kepitingnya yang perkasa, itu menyatukan grup. Nanas kan dari kidul (selatan) kita satukan di bondong yang artinya ayo kita bersatu membangun kota yang dikawal dengan kembang Widuri dengan keharuman kembang Widuri," lanjutnya.
Ia menambahkan, penyatuan segenap potensi Pemalang dalam selembar kain batik menunjukkan kesatuan tekad masyarakat Pemalang dalam membangun daerahnya.
"Siapa lagi yang peduli dan bangga kalau bukan kita," ujarnya.
Surat Edaran Bupati Pemalang tersebut bertujuan mewujudkan kemandirian ekonomi yang berbasis pada potensi lokal sesuai Misi ke-5 Kabupaten Pemalang sebagaimana tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pemalang Tahun 2021-2026 serta dalam rangka meningkatkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap produk lokal yaitu Batik Pemalangan yang telah menjadi ikon daerah. (*)