Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Soekarno dan CIA: Kepercayaan Hingga Pengkhianatan untuk Hancurkan Indonesia

Siapa sangka jika CIA dulu pernah mondar-mandir di Indonesia pada era kepemimpinan Presiden Soekarna.

Penulis: Adelia Sari | Editor: galih permadi
Bung Karno 

Tak hanya Palmer, agen CIA yang berhasil mengecoh Indonesia adalah sosok wanita yang menyamar sebagai mahasiswi.

Penyamaran ini pun disebut sebagai aksi paling sepkatkuler.

Agen itu mengaku sebagai mahasiswi AS yang tengah belajar budaya Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, wanita itu bisa masuk ke lingkungan Bung Karno di Istana Merdeka.

Bahkan ia sudah dianggap anak sendiri oleh Bung Karno.

"Dengan berkebaya Jawa, perempuan itu berhasil ikut latihan menari dengan adik-adik saya, Megawati, Rachmawati, dan Sukmawati. Karena hubungan dekat mereka, Bung Karno pun mengusulkan agar yang bersangkutan tinggal di Istana Merdeka. Bahkan, Bung Karno menyebut ia ”saudara angkat” adik-adik saya."

Belajar dari yang sebelumnya, Bung Karno juga menyelidiki asal usul wanita itu.

Dari hasil penyelidikan ditemukan jika wanita itu bersih.

Sampai akhirnya identitas wanita tersebut berhasil terbongkar.

Setelah Presiden Pakistan saat itu, Ayub Khan yang merupakan sahabt Soekarno mengatakan jika mahasiswi tersebut adalah bagian dari CIA.

"Khan menghubungi Bung Karno lewat telepon dan menjelaskan apa dan siapa sang ”mahasiswi” itu. Diceritakan, boleh jadi ia menyusup ke Istana untuk mendapatkan informasi-informasi sangat penting mengenai kebijakan Indonesia dan Bung Karno menghadapi politik luar negeri AS."

Tak tertutup juga diinfokan, kemungkinan usaha-usaha pembunuhan terhadap para pemimpin di Indonesia, termasuk Bung Karno.

Mendapatkan informasi itu, Bung Karno, setelah melakukan pengecekan dan pembicaraan tertutup dengan Badan Pusat Intelijen (BPI) yang dipimpin Dr Subandrio, Komandan Intel Cakrabirawa Kolonel Marokeh Santoso, Tim Khusus DKP Bidang Intelijen dan Reserse AKP Sono, diambil keputusan untuk mengusir perempuan itu dari Istana dan Indonesia.

Megawati juga menguatkan bukti tentang agen CIa itu setelah mendapat telegram dari ahli filsafat Inggris, Lord Bertrand Russell.

Isinya, menceritakan aktivitas ”mahasiswi” itu dan daftar delapan kepala negara Non-Blok yang akan digulingkan lewat operasi intelijen CIA.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved