Berita Sragen
Misteri 18 Ekor Sapi yang Mati Tiba-tiba di Sragen Diungkap Dinas Peternakan
Masyarakat di Desa Jekani dan Desa Gemantar Kecamatan Mondokan, Sragen dikejutkan dengan kematian 18 ekor sapi dalam beberapa bulan terakhir.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Masyarakat di Desa Jekani dan Desa Gemantar Kecamatan Mondokan, Sragen dikejutkan dengan kematian 18 ekor sapi dalam beberapa bulan terakhir.
Kasus kematian ternak ini pun sempat melahirkan misteri ihwal musababnya.
Tim dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen pun langsung turun tangan.
Mereka mengambil sampel dari sapi yang mati untuk diuji laboratorium.
Baca juga: 8 Arti Hitungan Weton Jodoh Sesuai Primbon Jawa, Bisa Ketahui Kadar Kecocokan Pasangan
Baca juga: Pastikan Keamanan Ibadah Paskah, Personel Polres Demak Disiagakan
Baca juga: Chord Kunci Gitar Sebatas Formalitas Danar Widianto
Hasil tes laboratorium milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah keluar.
Hasilnya, dari sampel yang diambil menunjukkan, ternak tersebut teridentifikasi terinfeksi parasit darah.
Penyakit itu lah yang diduga menyebabkan ternak mati.
Hal itu disampaikan Kabid Keswan Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen Toto Sukarno
Toto mangatakan, parasit darah tergolong penyakit mematikan bagi ternak, khususnya sapi.
“Parasit darah mematikan untuk ternak, "kata Toto Sukarno, Jumat (15/4/2022)
Ia mengungkapkan, gejala yang dialami sapi ketika terinfeksi parasit darah seperti sakit biasa, yakni demam, lesu dan tak mau makan, hingga hidung meler.
Tapi ada gejala khusus penyakit ini, yaitu kencing yang mengeluarkan darah.
Baca juga: Jalin Kerjasama Dengan UKSW FH USM Siap Sukseskan MBKM
Baca juga: Ini 4 Klub yang Lolos Semifinal Liga Eropa, Tak Ada Barcelona, Wakil Italia Dibantai RB Leipzig
Baca juga: Tiga Tahun Santriwati Ini Jadi Korban Rudapaksa Gurunya, Kejadian di Kamar Asrama Hingga Kamar mandi
Ia mengatakan, parasit darah bukan penyakit baru yang menyerang ternak.
Hanya di Sragen, ini adalah kasus pertama yang ia ingat.
Tapi ia memastikan, penyakit ini bukan zoonosist, atau menular dari hewan ke manusia.
Sehingga masyarakat tidak perlu takut. (*)