Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Puasa Ramadhan 1443

Kisah Pendeta di Banyumas Mualaf, Hidayah Itu Didapat Sepersekian Detik Jelang Istri Bersyahadat

Saat ditemui di kediamannya di Desa Sudagaran, Banyumas, Hengki Pradono ditemani istrinya Rumiyati menceritakan kisahnya bagaimana mengenal Islam

Penulis: Imah Masitoh | Editor: muslimah
Istimewa
Hengki Pradono seorang Pendeta yang memutuskan menjadi Mualaf di Banyumas, Selasa (12/4/2022). 

Ia sering berdiskusi tentang sesuatu hal dengan perspektif masing-masing.

“Saya ngobrol dengan Gus Lana, dia tidak pernah minta saya untuk masuk Islam. Kita hanya sharing bahas hal-hal dari pandangan kami, berjalan satu tahun,” jelasnya.

Hingga pada 2 bulan terakhir ia mulai berfikir dan terjadi gejolak di batinnya. 

Latar belakang dirinya menjadi seorang pendeta membuatnya berfikir dan mempertimbangkan segala sesuatunya bila ia menjadi mualaf.

“Dua bulan yang lalu saya mulai berfikir untuk saya hijrah, tetapi saya kembali ke status. Bagaimana mungkin menjadi seorang Muslim padahal saya seorang pendeta yang cukup terkenal di Jakarta, dan saya punya anak dari istri yang dulu juga seorang Kristen,” terangnya kepada Tribunjateng.com.

Seiring berjalannya waktu, ia dipertemukan lagi dengan salah satu tokoh organisasi Islam dari Tambak Banyumas bernama Muhammad Syaebani. 

Ia tertarik dengan kisah Nabi Ibrahim yang harus mengorbankan putranya bernama Ismail sebagai bukti ketaatannya kepada Tuhannya. 

Hingga pada akhirnya Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. Dari kisah Nabi Ibrahim tidak jadi mengorbankan putranya melainkan sebuah domba yang digantikan Allah.

Dari sinilah ia mulai berfikir lagi dan menurutnya ada satu pemahaman yang kaitannya dengan Alkitab dengan Al-Quran yang tidak ingin ia publikasikan kepada khalayak.

“Karena ini lebih bersifat pribadi kaitannya untuk menjaga sebuah pemahaman dengan Saudara kita,” ungkapnya.

Hingga pada satu bulan yang lalu istrinya meminta izin kepadanya untuk menjadi seorang Muslim kembali  setelah dulu memutuskan berpindah keyakinan mengikutinya saat menikah pada tahun 2017 silam.

Baca juga: Full Pahala di Bulan Ramadhan, Berikut 15 Amalan Utama yang Bisa Jadi Penghapus Dosa

Baca juga: Jadwal Malam Nuzulul Quran, Berikut Doa dan Amalan yang Dianjurkan

Ia tidak melarang sama sekali justru ia mencarikan orang yang tepat untuk menuntun istrinya kembali ke ajaran Islam dan ia memilih tetap teguh dengan pendiriannya dengan keyakinannya dulu.

“Sepanjang perjalanan kita menikah sejak 2017, saya tidak pernah meminta atau mengajak istri saya untuk mengikuti kepercayaan saya dulu. 

Saya tidak pernah memaksakan kehendak kepada orang lain. Saya juga punya anak angkat yang saya masukan pondok pesantren pada saat saya masih menjadi Pendeta dulu,” jelasnya.

Hingga pada Rabu (30/3/2022) istrinya akan mengucapkan dua kalimat syahadat di kediamannya yang dibimbing oleh Muhammad Syaebani dan dihadiri beberapa saksi. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved