Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Video

Video Anam Dapat Jodoh dari Menjadi Tobaters di Santrendelik

Ramadhan tak hanya menjadi bulan untuk jalani ibadah puasa, namun juga untuk mendulang ilmu.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: abduh imanulhaq

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -  Berikut ini video Anam dapat jodoh dari menjadi tobaters di Santrendelik.

Ramadhan tak hanya menjadi bulan untuk melaksanakan ibadah puasa, namun juga untuk mendulang ilmu melalui berbagai kajian yang diselenggarakan.

Termasuk yang diselenggarakan oleh Santrendelik Kampung Tobat Kalialang Gunungpati, Kota Semarang yang menyelenggarakan Nongkrong Tobat yang sudah 9 tahun berjalan.

Peserta Nongkrong Tobat disebut Tobaters.

Menariknya, Nongkrong Tobat bukan hanya memberikan kajian tentang ilmu agama secara formal, namun ilmu-ilmu yang relevan di masa kini, terlebih ilmu yang sedang dicari anak muda.

Mulai dari ilmu seputar teknologi, komunikasi, sosial, sastra, seni, hingga tentang kegundahan anak muda terkait jodoh.

Bahkan beberapa orang mendapatkan jodoh mereka hingga ke jenjang pernikahan setelah mengikuti kajian maupun aktivitas di Santrendelik.

Satu di antaranya yang mendapat jodoh ialah Saiful Anam.

Anam merupakan seorang Tobaters generasi pertama mengungkapkan ia sudah mengikuti kajian Nongkrong Tobat sejak masih di KnK Koffee Resources Dewi Sartika Kota Semarang

"Sekarang saya kerja ngurus pesantren ini dan jodoh saya ternyata pernah ikut kajian di sini. Kami baru tahu justru ketika bertemu di kantor," ujarnya pada Tribun Jateng, Kamis (14/4/2022).

Anam mengungkapkan, kala itu memang ia sedang berikhtiar mencari pasangan dan demikian juga wanita yang ia persunting sebagai istri 2017 lalu itu. Mereka baru dipertemukan setelah beberapa kesempatan dan kesamaan latar belakang sering mengikuti kajian di Santrendelik.

"Alhamdulillah sekarang kami sudah dikaruniai seorang putra berusia 2 tahun," tambahnya.

Sebagai pengurus Santrendelik, ia memang melihat banyaknya anak muda yang memiliki kegalauan dalam mendapatkan jodoh atau pasangan.

Ia pun mengaku turut bahagia bila ada muda-mudi yang mendapatkan pasangan dari Santrendelik.

Bahkan bulan lalu saja, setiap pekan pihaknya menghadiri undangan pernikahan dari santri yang berjodoh dengan santri Santrendelik.

"Kami senang kegiatan di sini bisa mendatangkan manfaat pada orang lain, bahkan hingga bisa mendatangkan jodoh, namun di sini tidak spesifik menyelenggarakan acara biro jodoh bagi santri," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Ikhwan Saifullah selaku satu dari dua pendiri Santrendelik membenarkan bahwa anak-anak muda memang tengah mengalami kegalauan dalam mencari jati diri.

Satu di antara kegalauan mereka di usia remaja dan dewasa muda ialah tentang jodoh.

"Kajian yang bertemakan jodoh, pasti selalu ramai didatangi. Tak hanya oleh santri muslim, tapi juga santri lintas agama juga tertarik datang ke sini," ungkapnya.

Ikhwan memang menginginkan agar kajian di Santrendelik agar tidak kaku dan mengenakan pakaian bertema religi.

Para santri bebas mengenakan kaos, celana jins, sepatu, maupun sandal ketika datang ke pengajian.

Tidak perlu juga duduk bersila karena para santri bisa duduk bersama dan pemateri pun tidak selalu dari kalangan ustad, tapi juga para praktisi di bidangnya.

Bahkan ia pun menciptakan acara berjudul Stand Up Comedy Religi agar suasana lebih santai dan cair.

"Sampai saat ini dalam hitungan data sudah ada 70 ribu lebih Tobaters, dan peningkatan signifikan Tobaters saat Ramadan sudah pasti. Setiap tahunnya tema tobat pun berubah misalkan Ramadan Tenanan, Ramadan Jagongan," terangnya.

Pada tahun ini acara berjudul Ramadan Jagongan Ngopi Padang Pasir: Nggolek Padange Pikir, Jagongan Santai Lintas Profesi.

Kegiatan diisi diskusi tentang pemanfaatan teknologi untuk mempercepat pertumbuhan dan kemajuan masyarakat oleh Telkomsel.

Disampaikan oleh Eko Prasetyo dari Divisi Networking Telkomsel Jawa Tengah dan DIY Yogyakarta mengatakan pihaknya bisa mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat dan apa yang bisa disinergikan antara pihaknya dengan masyarakat.

"Penting sekali untuk berbijak dalam berinternet untuk menyaring informasi yang diperoleh dan membagikan informasi yang bernilai baik pada masyarakat," tuturnya.

Setelah diskusi dilakukan juga buka bersama dengan menu kucingan dan aneka gorengan, dilanjut salat magrib dan salat isya dan salat tarawih berjemaah, kemudian kajian selepas tarawih Pengunjung disuguhi Turkish Coffee, kopi khas Turki yang dimasak dengan pasir panas yang hanya tersedia saat Hari Kamis. (*)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved