Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Kata Mereka Bila Jakarta Tak Lagi Bersatus IKN, Yakin Tetap Jadi Pusat Ekonomi dan Industri Kreatif

Bagaimana Jakarta dengan kekhasannya Betawi itu bisa dipertahankan bahkan mungkin ke depan bisa dikembangkan lagi oleh pemerintah berikutnya.

Editor: deni setiawan
TRIBUNNEWS.COM
DPD Partai Golkar DKI Jakarta menggelar FGD seri kedua di Kantor DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/4/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, PAPUA - Focus group discussion (FGD) seri kedua diselenggarakan bertajuk "Jakarta Ibu Kota Ekonomi Kreatif" di Kantor DPD Golkar DKI Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (17/4/2022) sore.

Pada FGD tersebut diselenggarakan bekerja sama dengan Warta Kota Network.

Dalam diskusi tersebut, disinggung kaitan Jakarta seandainya kelak tak lagi menyandang status sebagai ibu kota negara (IKN).

Baca juga: Perampokan Minimarket di Depok dan Jakarta Selatan, Pelakunya Karyawan dan Mantan Karyawan

Baca juga: Asik! Pemkab Cilacap Siapkan 3 Bus Mudik Gratis Lebaran 2022 dari Ibukota Jakarta

Baca juga: Duo Veteran Persija Jakarta Tetap Dipertahankan, Kontrak Diperpanjang Selama Semusim

Baca juga: Polisi Buru Dalang yang Gerakkan Pelajar Tangerang untuk Ikut Aksi 11 April di Jakarta

Seperti disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar.

Dia berharap Kota Jakarta bisa mempertahankan ciri khas "Kebetawiannya" meskipun tak lagi menyandang status IKN.

“Bagaimana Jakarta dengan kekhasannya Betawi itu bisa dipertahankan bahkan mungkin ke depan bisa dikembangkan lagi oleh pemerintah berikutnya," kata Zaki.

Selain Zaki, hadir sejumlah narasumber yaitu budayawan Ridwan Saidi, sineas Swastika Nohara.

Lalu perwakilan Dinas Pariwisata DKI Jakarta Sherly Yuliana, perwakilan Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Beky Mardani.

Anggota Akademi Jakarta Margani M Mustar, dan perwakilan dari media Tribunnetwork yakni Serambi Indonesia serta Tribun Kaltim.

Dua perwakilan yang disebut terakhir bergabung secara online.

Pada kesempatan tersebut, Zaki yang juga menjabat Bupati Tangerang berharap Rancangan Undang-Undang (RUU) Kekhususan Jakarta segera rampung.

"Karena yang terdekat memang bagaimana UU (Undang-Undang) Jakarta harus direalisasikan," ujarnya.

Zaki membayangkan, nantinya kegiatan besar di Jakarta seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ) dapat menjadi kegiatan berskala internasional.

Selain PRJ, Jakarta kerap membuat agenda berskala nasional setiap tahunnya seperti Jakarta Fashion Week, Java Jazz Festival, Jakarta Food and Fashion Festival, hingga Jakarta International Motor Show.

"Lalu bikin international movie week kalau mau jadi pusat budaya internasional."

"Kayak Pasar Baru, Kota Tua, itu kan ikon Jakarta dari zaman dulu," kata politisi berumur 48 tahun ini.

Aliya, perwakilan PSI di FGD Golkar DKI Jakarta seri kedua, sepakat dengan pandangan Zaki.

Menurutnya, pemindahan IKN tetap membuat Jakarta sebagai pusat tren fesyen dan teknologi.

"Diskusi ini sungguh menarik, saya melihat saat ini Jakarta menjadi trendsetter (pencipta tren).”

“Apalagi pada 2045, generasi milenial akan berperan aktif dan berharap bisa menjadi industri kreatif," ucapnya.

Pemred Harian Serambi Indonesia, Zainal Noor Arifin menilai, Jakarta tak akan mengalami perubahan besar meski tak lagi menjadi IKN.

Yang hilang dari fungsi Jakarta adalah kantor-kantor pemerintahan sebagian akan berpindah ke Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur (Kaltim).

"Jakarta akan tetap jadi daerah istimewa seperti Aceh, Yogyakarta, dan Papua karena Jakarta itu dari dahulu sudah memiliki sejarah yang kuat," tegas Arifin.

Pj Manajer Produksi Tribun Kaltim, Fransina Luhukay mengatakan, dengan kemajuan tekonologi informasi (TI) yang mumpuni, Jakarta dapat memosisikan diri sebagai Ibu Kota Ekonomi Kreatif Internasional.

Pasalnya, segala sesuatu sangat terbuka dan penyebarannya sangat cepat.

“Mestinya Jakarta itu naik kelas secara ekonomi, tidak hanya kembali ke sejarah."

"Tapi berikutnya seperti apa, ini kesempatan untuk Jakarta membuktikan eksistensi bahwa Jakarta sebagai sentra ekonomi kreatif internasional,” kata Fransina.

Langkah berikutnya adalah Pemprov DKI Jakarta segera memetakan 17 sub sektor ekonomi kreatif yang ditetapkan Kementerian Parekraf RI berdasarkan kawasan.

Harapannya, wilayah Jakarta tidak mengalami mati suri jika IKN dipindah, karena 17 sub sektor ekonomi tetap tumbuh di semua wilayah.

“Jika sudah sama seperti provinsi lain, maka yang harus didorong agar maju adalah sektor pariwisatanya."

"Karena selama ini ada kelemahan narasi untuk memasarkan pariwisata di Jakarta sehingga tidak terlalu dilirik oleh masyarakat dari daerah lain,” timpal budayawan Ridwan Saidi.

Tak tergantikan

Ketua LKB Beky menyatakan, Jakarta tidak akan tergantikan karena memiliki sejarah panjang di antaranya sebagai Kota Proklamasi dan Kota Perjuangan.

Yang diperlukan saat ini adalah bagaimana seluruh partai politik seperti Golkar,Gerindra, PKS, dan lain-lain bersama pemerintah merumuskan kekhususan Jakarta ini.

Beky optimistis usai tak lagi menyandang IKN, Jakarta akan menjadi pusat perekonomian khususnya untuk industri kreatif seperti produksi film-film.

“Sepanjang ekonomi lebih dari 70 persen berada di Jakarta, saya yakin produksi film dan lain-lain tetap laku dan hidup."

"Dalam konteks ini, kita semua tau seluruh kota besar di dunia punya identitas budaya dan Jakarta sudah menyatakan Betawi adalah identitas budaya kota ini."

"Identitas Betawi di kota ini dalam UU perubahan nanti harus tetap ada dan diperkuat,” papar Beky.

Ia menambahkan, ketika UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN disahkan Januari 2022, Jakarta diberi waktu hingga 2024 untuk melakukan revisi.

Menurutnya, bila UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang daerah khusus Ibu Kota atau daerah kelainan Ibu Kota dicabut, otomatis Jakarta ikut ke UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah.

Baca juga: Survei Laboratorium Suara Indonesia: Golkar dan Airlangga Unggul di Pemilu 2024

Baca juga: ARB Tegaskan Semua Kader Partai Golkar Harus Dukung Penuh Capres Airlangga Hartarto

Bioskop rakyat

Sementara itu sineas Tanah Air Swastika Nohara melihat keterlibatan pemerintah sangat dibutuhkan dalam menumbuhkembangkan industri perfilman di Jakarta.

Salah satunya lewat pembangunan bioskop rakyat demi mendorong minat masyarakat menyaksikan hasil ekspresi para seniman di industri film.

Menurut dia, pemerintah juga harus membangun ruang-ruang terbuka publik yang didedikasikan untuk seni termasuk film dan seni lainnya.

Kata dia, selama ini dukungan pemerintah sudah cukup baik, namun akan lebih optimal jika lokasinya diperbanyak atau penyebarannya diperluas.

”Harapan kami dari para sineas, dibikin lagi nih bioskop-bioskop rakyat yang berdiri sendiri tanpa harus menempel ke mal, meskipun nanti kualitas sound (pengeras suara) dan kelasnya di bawah mal."

"Itu enggak apa-apa yang penting bioskop sebagai tempat ekspresi seni itu punya rumah sendiri yang lebih mudah diakses oleh masyarakat,” ujar penulis skenario beberapa film layar lebar ini.

Swastika menyadari diperlukan terobosan lain untuk mempertahankan Jakarta sebagai pusat ekonomi kreatif. Salah satunya adalah memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang lebih mumpuni.

Caranya meningkatkan kurikulum kompetensi di sekolah-sekolah kejuruan, vokasi, universitas dan kursus-kursus di bidang seni, film, sastra, visual art dan sebagainya.

Dengan begitu, kualitas perfilman di Tanah Air semakin baik.

“Kalau beneran mau menjadi pusat ekonomi kreatif yang bagus, yah kami harus berbenah."

"Kami harus mempersiapkan diri dan memperbaiki caranya bagaimana?"

"Kalau mau menjadi pusat ekonomi kreatif yang mumpuni kita harus miliki SDM yang lebih mumpuni lagi,” jelasnya.

Sedangkan Sherly, yang merupakan Kasudin Parekraf Jakarta barat menjelaskan Pemprov DKI Jakarta telah membuat visi dan misi pariwisata urban pada 2022.

Rencana ini telah digaungkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ia mencontohkan pariwisata urban seperti taman, jembatan penyeberangan orang (JPO), bangunan-bangunan unik dan trotoar.

“Itulah yang selalu kami perbaiki dan kami buat bagus karena itu potensi dari Kota Jakarta untuk saat ini,” ujar Sherly. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Tak Lagi Jadi IKN, Jakarta Jadi Pusat Ekonomi dan Industri Kreatif Indonesia

Baca juga: Eko Pringgolaksito Jadi Pj Sekda Demak, Efektif Selama Tiga Bulan, Ini Pesan Bupati Eistianah

Baca juga: Strategi Penuhi Target Pajak Lagi Disiapkan, DPPKAD Batang: Tahun Ini Harus Tercapai Rp 122 Miliar

Baca juga: Nadeo Argawinata Bakal Punya Saingan, Bali United Segera Datangkan M Ridho, Eks Kiper Madura United

Baca juga: Arema FC Bikin Sayembara! Gilang Ingin Rebranding Bus Jen99ala, Desain Terpilih Dapat Rp 5 Juta

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved