Religi
Ini Hidangan Sunnah Anjuran Nabi Muhammad SAW Jika TIdak Ada Kurma
jika berbuka puasa tidak memakan kurma tapi makanan manis lainnya.. berbukalah dengan kurma. Jika tidak ada, minumlah air putih karena ia suci.” (HR A
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Sunnah Nabi Buka Puasa Makan Kurma, Bagaimana Jika Diganti Makanan Manis Lainnya?
TRIBUNJATENG.COM - Awal puasa Ramadhan 2019 atau 1440 Hijriyah sudah berada di depan mata.
Pada Ramadhan, seorang muslim diwajibkan menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Secara arti, puasa atau shaum adalah menahan diri dari makan dan minum serta perkara yang membatalkan puasa mulai terbitnya fajar (imsak shubuh) hingga terbenamnya matahari (maghrib).
Umat Islam di Indonesia mempunyai berbagai cara dalam menyambut Ramadhan.
Dari sekian banyak cara, paling ramai adalah keanekaragaman kuliner untuk berbuka puasa.
Begitupula dengan makanan pembuka atau takjil. Di Indonesia sendiri ada beberapa menu takjil seperti kolak, bubur candil, es buah dsb.
Adapun Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits diceritakan biasa berbuka dengan kurma.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Artinya: "Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berbuka puasa dengan ruthab sebelum shalat (Maghrib). Jika tidak ada ruthab (kurma muda) maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr maka beliau meneguk beberapa teguk air." (HR. Abu Daud)
Lalu jika berbuka puasa dengan makanan manis lainnya, apakah kita tidak mendapat sunnahnya Nabi?
Berikut penjelasannya mengutip hadits dan pendapat ulama.
Pertama, hadits Nabi yang lain.
إذا أفطر أحدكم فليفطر على تمر، فإن لم يجد فليفطر على ماء فإنه طهور
Artinya, “Apabila kamu ingin berbuka, berbukalah dengan kurma. Jika tidak ada, minumlah air putih karena ia suci.” (HR At-Tirmidzi)