BPJS Kesehatan
Inovasi BPJS Kesehatan Semarang Triwulan Pertama 2022 Torehkan Inovasi
Lewati triwulan pertama 2022, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Semarang jabarkan berbagai inovasi dan capaian kinerja.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Lewati triwulan pertama 2022, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Semarang jabarkan berbagai inovasi dan capaian kinerja.
Dengan tingkat kepesertaan mencapai 97,53 % di Kota Semarang dan 87,23 % di Kabupaten Demak, BPJS Kesehatan optimis tahun ini pelayanan prima tetap menjadi peringkat utama.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar mengatakan, pihaknya terus memberikan sejumlah inovasi dan strategi di berbagai sektor mulai dari penyediaan layanan administrasi peserta tanpa tatap muka.
BPJS Kesehatan terus menelurkan berbagai inovasi pelayanan administrasi seperti, layanan Panduan Umum Pendaftaran Karyawan atau Punakawan bagi badan usaha, Pelayanan Dalam Jaringan (Daring) Sehari Jadi atau Pedangsari, dan Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp atau Pandawa.
“Sejak diluncurkan, Pandawa ini merupakan salah satu kanal digital BPJS Kesehatan yang pemanfaatannya paling pesat dan paling diminati selama pandemi, hingga 31 Maret 2022 tercatat 14 ribu lebih pemanfaatan telah diakses oleh masyarakat," ucap Andi pada Rabu (20/4/2022).
Pada aspek pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan getol memperkenalkan pelayanan berbasis teknologi.
Satu di antaranya melalui antrean daring, sebanyak 31 rumah sakit di Semarang dan Demak telah terkoneksi dengan aplikasi Mobile JKN.
Bahkan, pada tingkat pelayanan kesehatan tingkat pertama 351 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama (FKTP) mitra BPJS Kesehatan juga telah terkoneksi antrean daring.
“Kami sadar dengan kepesertaan kami yang telah mencapai 2,6 juta baik di Kota Semarang dan Kabupaten Demak, terus memacu kami untuk berinovasi. Selain antrean daring, pada aplikasi Mobile JKN peserta juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi dokter, info riwayat pelayanan dan pembayaran, skrining riwayat kesehatan dan yang terbaru Rehab," jelas Andi.
Ada pula program keringanan finansial bagi peserta segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja atau Peserta Mandiri.
Program ini dikhususkan bagi peserta yang memiliki tunggakan iuran antara 4-24 bulan, peserta dapat melakukan pembayaran iuran secara bertahap maksimal 12 kali pembayaran.
Sampai saat ini, jumlah pengaju program Rehab di kantor cabang Semarang mencapai 858 pengaju dengan peserta yang telah kembali aktif sebanyak 22 %.
Selain itu, BPJS Kesehatan Cabang Semarang juga gencar melakukan pencegahan risiko penyakit bagi pesertanya melalui kegiatan promotif dan preventif.
Skrining riwayat kesehatan digadang-gadang sebagai salah satu program unggulan. Sepanjang tahun 2021, kantor cabang Semarang menjaring 21.853 peserta, untuk melakukan deteksi dini penyakit diabetes melitus, hipertensi, jantung dan gagal ginjal kronis.
Skrining Riwayat Kesehatan dapat menangkap 15 % peserta yang memiliki faktor risiko penyakit kronis, sehingga dapat diedukasi dan ditatalaksana sedini mungkin oleh FKTP.
“Tahun 2022 ini kami juga telah mengkampanyekan kembali program skrinning riwayat kesehatan ini, sampai saat ini baru 9.031 peserta yang telah melakukan skrining, harapannya di sisa 3 triwulan ini kami bersama faskes bisa menggerakkan masyarakat untuk sadar skrining riwayat kesehatan," tegasnya.