Ramadan 2022
Telkomsel Ajak Masyarakat Manfaatkan Teknologi dan Digitalisasi Untuk Kemajuan
Santrendelik Kampung Tobat Kalialang Gunungpati Kota Semarang adakan Ramadan Jagongan Ngopi Padang Pasir: Nggolek Padange Pikir, Jagongan Santai
Penulis: amanda rizqyana | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Santrendelik Kampung Tobat Kalialang Gunungpati Kota Semarang adakan Ramadan Jagongan Ngopi Padang Pasir: Nggolek Padange Pikir, Jagongan Santai Lintas Profesi.
Kegiatan diisi diskusi tentang pemanfaatan teknologi untuk mempercepat pertumbuhan dan kemajuan masyarakat oleh Telkomsel pada Kamis (14/4/2022) malam
Disampaikan oleh Eko Prasetyo dari Divisi Networking Telkomsel Jawa Tengah dan DIY Yogyakarta mengatakan pihaknya bisa mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat dan apa yang bisa disinergikan antara pihaknya dengan masyarakat.
"Penting sekali untuk berbijak dalam berinternet untuk menyaring informasi yang diperoleh dan membagikan informasi yang bernilai baik pada masyarakat," tuturnya.
Pihaknya juga menggandeng sejumlah komunitas di Kota Semarang untuk mendengarkan penilaian dari masyarakat tentang apa yang diketahui dan dibutuhkan masyarakat saat ini.
Ia melihat antusiasme peserta terhadap Telkomsel dan ada pula masukan dan keluhan terkait pelayanan pada jaringan Telkomsel.
"Ini komunikasi yang belum tersampaikan, ke depannya kami bangun komunikasi sama dengan kampanye yang bagus ke pelanggan," ujarnya.
Setelah diskusi dilakukan juga buka bersama secara cuma-cuma dengan menu kucingan, bakso, teh, kopi, aneka gorengan, buah, dan jajajan.
Setelah buka puasa dilanjut salat magrib dan salat isya dan salat tarawih berjemaah, kemudian kajian selepas tarawih Pengunjung disuguhi Turkish Coffee, kopi khas Turki yang dimasak dengan pasir panas yang hanya tersedia saat Hari Kamis.
Pada kesempatan yang sama, Ikhwan Saifullah selaku satu dari dua pendiri Santrendelik membenarkan bahwa anak-anak muda memang tengah mengalami kegalauan dalam mencari jati diri.
Satu di antara kegalauan mereka di usia remaja dan dewasa muda ialah tentang jodoh.
"Kajian yang bertemakan jodoh, pasti selalu ramai didatangi. Tak hanya oleh santri muslim, tapi juga santri lintas agama juga tertarik datang ke sini," ungkapnya.
Ikhwan memang menginginkan agar kajian di Santrendelik agar tidak kaku dan mengenakan pakaian bertema religi.
Para santri bebas mengenakan kaos, celana jins, sepatu, maupun sandal ketika datang ke pengajian.
Tidak perlu juga duduk bersila karena para santri bisa duduk bersama dan pemateri pun tidak selalu dari kalangan ustad, tapi juga para praktisi di bidangnya.