Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kepemimpinan Puan Maharani

Seniman Muda Berefleksi Hari Kartini

Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak para Kartini muda untuk bersama memajukan Indonesia.

Editor: galih permadi
Dok. Humas DPR RI
Ketua DPR RI Puan Maharani. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak para Kartini muda untuk bersama memajukan Indonesia.

Seniman muda Alfiah Rahdini bersepakat dengan ajakan itu.

Menurutnya, Hari Kartini sepantasnya menjadi momen refleksi bagi masyarakat Indonesia, tidak hanya perempuan.

“Dalam konteks apa pun, dari Ibu Puan sendiri atau dari beberapa aktivis yang telah menyuarakan kita untuk bergerak.

Banyak yang telah mengobarkan semangat untuk kita perempuan maju.

Saya sangat sepakat dengan ajakan itu,” ujar Rahdini (21/4).

Menurut Rahdini, kondisi dunia saat ini memaksa setiap orang untuk bergerak, tanpa memandang jenis kelamin.

Tidak hanya saat momentum Hari Kartini saja, para perempuan juga harus turut menyelesaikan masalah.

“Tidak hanya saat Hari Kartini kita harus seperti tergerak.

Kondisi sekarang ini memaksa kita untuk tetap bergerak, gak cuma terbatas laki-laki.

Kita sebagai perempuan juga mau tak mau harus ikut terus bergerak untuk mengatasi berbagai masalah,” tambahnya.

Terkait dengan ajakan untuk memajukan bangsa, Alfiah berefleksi.

Ia menggarisbawahi kemajuan seperti apa yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia.

Baginya, kemajuan terikat konteks.

“Memajukan memang harus menjadi refleksi kita juga.

Kita harus melihat kembali juga bagaimana sebetulnya kemajuan dalam konteks Kartini.

Bahwa kemajuan juga memiliki konteksnya,” lanjutnya.

Dalam konteks seni, jumlah perempuan masih belum bisa dibilang seimbang dengan seniman laki-laki.

Dunia seni memang identik dengan laki-laki, terlebih dalam seni rupa patung.

Seniman pematung perempuan masih terhitung sedikit.

“Kalau di pematung, tidak banyak juga yang perempuan, atau di seni rupa,” tambah seniman perempuan yang tercatat pernah memajang karya pada Koganecho Art Bazaar di Jepang itu.

Meski demikian, ada dinamika di ruang publik terkait keterlibatan perempuan dalam dunia seni yang bias hadir dalam sosok seniman maupun ide gagasan tentang keperempuanan.

Hal itu membawa pada refleksi
Alfiah juga menilai Hari Kartini patutnya membawa pada refleksi terkait perempuan dalam dunia seni, baik dari kesenimanan atau pun kekaryaan.

“Refleksi apakah perempuan dalam konteks seni sudah terbebaskan? Baik seniman maupun kekaryaan,” tandasnya.

Alfiah tidak menampik adanya masyarakat yang mempunyai anggapan bahwa seni kurang menjanjikan bagi masa depan.

Keprofesian seni juga kerap dilihat sebelah mata.

Padahal seni bisa memainkan peran penting dalam kehidupan manusia yakni sebagai pembangun jiwa dan rasa.

“Emansipasi yang dihadirkan oleh Kartini itu juga emansipasi rasa,” pungkasnya.(*) 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved