TRAVEL GUIDE
Asal Usul Nasi Gandul, Makanan Khas Pati dari Desa Gajahmati
Menurut salah satu versi, dahulu pedagang menjajakan nasi gandul menggunakan pikulan berisi kuali di satu sisi dan bakul nasi serta peralatan makan di
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: m nur huda
TRIBUNJATEHNG.COM, PATI - KABUPATEN PATI memiliki kuliner khas nasi gandul alias “sega gandhul”. Sajian satu ini yang paling jadi andalan.
Menu yang tampilannya sepintas mirip nasi semur daging ini disebut-sebut berasal dari Desa Gajahmati, Kecamatan Pati.
Dikutip dari situsweb Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Pati, asal-usul penamaan nasi gandul merupakan pemberian dari pembelinya.
Menurut salah satu versi, dahulu pedagang menjajakan nasi gandul menggunakan pikulan berisi kuali di satu sisi dan bakul nasi serta peralatan makan di sisi lain.
Pikulan itu digotong berkeliling untuk dijajakan sehingga naik-turun seirama langkah penjualnya.
Hal ini dalam bahasa Jawa disebut gondal-gandul (menggantung dan berayun-ayun). Dari situlah sajian ini dinamakan nasi gandul.
Disajikan di atas piring yang dilapisi daun pisang, nasi gandul berisi nasi putih, daging atau jeroan sapi sebagai lauk, guyuran kuah bersantan yang kaya rempah, serta taburan bawang goreng sebagai pelengkap. Nasi gandul juga lumrahnya disajikan dengan tambahan kecap dan sambal.
Cita rasa nasi gandul yang gurih dan manis lebih lezat dinikmati dengan tempe goreng kering. Biasanya di warung-warung nasi gandul memang menyediakan lauk pendamping berupa tempe yang digoreng kering, perkedel, dan telur.
Di area Pati Kota, warung nasi gandul sangat mudah ditemukan. Selain di Desa Gajahmati yang merupakan daerah asal kuliner ini, warung nasi gandul juga banyak di tepi-tepi jalan protokol.
Di belakang Halte Puri, Jalan Diponegoro, juga terdapat deretan warung-warung yang semuanya menjajakan nasi gandul. Satu di antaranya ialah Warung Makan “Mbak Ti” yang berada di sisi paling barat.
Pemilik warung, Kiswati, mengatakan bahwa ia sudah berjualan nasi gandul sejak 1977. “Tapi dulu tempatnya di sebelah GOR,” ujar dia, beberapa waktu lalu.
Kiswati mengatakan, di warungnya ia menyajikan nasi gandul dengan varian lauk lengkap. Selain daging, ada aneka jeroan sapi. Di antaranya otak, paru, limpa, lidah, dan iso (usus).
“Harganya seporsi Rp 20 ribu sudah termasuk minuman. Saya buka setiap hari, 24 jam,” tutur dia. (mzk)