Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau Level Siaga, Ini Dampaknya Terhadap Penyebrangan Laut Merak Bakauheni
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda meningkat statusnya dari level 2 menjadi level 3 atau siaga.
TRIBUNJATENG.COM, BANTEN - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda meningkat statusnya dari level 2 menjadi level 3 atau siaga.
Lalu bagaimana dampaknya dengan penyeberangan laut Merak - Bakauheni?
Pasalnya peningkatan status Siaga itu terjadi saat mendekati puncak arus mudik 2022.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai ancaman terjadinya tsunami pada malam hari, seiring meningkatnya aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
Baca juga: Pulang Buka Bersama Tiga Pemuda Tewas Jadi Korban Kecelakaan Maut Honda Brio vs Kereta Sancaka
Baca juga: Klasemen Liga Italia Setelah Juventus Taklukan Sassuolo, Moise Kean Bawa Timnya Nyaman di Zona UCL
Baca juga: Video Truk Kontainer Oleng Hantam Pembatas Jalan Sampai Nyangkut di Semarang
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan status Gunung Anak Krakatau saat ini sudah meningkat dari level 2 atau waspada menjadi level 3 atau siaga.
"Dengan meningkatnya level aktivitas Gunung Anak Krakatau dari level 2 menjadi level 3, masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami, terutama di malam hari," kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual di akun YouTube Info BMKG, Senin (25/4/2022) malam.
Ia kemudian menjelaskan bahwa secara historis Gunung Anak Krakatau pernah menimbulkan tsunami beberapa kali, dan hal itu bisa saja terjadi lagi.
Sementara di sisi lain masyarakat sulit melihat secara visual adanya gelombang tinggi yang mendekati pantai pada malam hari akibat aktivitas GAK.
Selain itu kata Dwikorita, pada malam hari pemantauan berbagai kemungkinan dari arah laut tidak dapat dilakukan lantaran tidak terlihat jelas.
Dwikorita memastikan BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memonitor potensi dampak erupsi gunung aktif yang saat ini berlangsung.
"Untuk antisipasi potensi terjadi tsunami akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau, BMKG bersama PVMBG-Badan Geologi di bawah Kementerian ESDM, terus memonitor perkembangan Gunung Anak Krakatau dan muka air laut di Selat Sunda," ucapnya.
Di sisi lain Dwikorita juga meminta masyarakat tidak terpancing oleh isu-isu yang tidak bertanggung yang tersebar di media sosial.
Baca juga: Video Kuliner Sragen Nasi Tumpang, Makanan Berbahan Utama Tempe Busuk
Baca juga: Terungkap, Alasan PSIS Semarang Terpaksa Melepas Wallace Costa, Pertimbangan Karena Sudah Tua
Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini Padang, Ramadhan Hari ke-24, Selasa 26 April 2022
Ia menyarankan masyarakat memantau informasi yang bersumber dari PVMBG, Badan Geologi, dan BMKG serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
BMKG kata dia akan mengabarkan informasi teranyar ihwal status gunung api tersebut melalui saluran resmi.
"Perlu dipahami waspada bukan evakuasi, waspada artinya berhati-hati dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan dengan tetap memperhatikan informasi dari pihak berwenang yaitu BMKG badan geologi, dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," ujar Dwikorita.