Berita Kendal
Polifurneka Kendal Cetak 22 Lulusan Teknik Ukir
Polifurneka Kabupaten Kendal berhasil mencetak 22 lulusan tenaga profesional.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka) Kabupaten Kendal berhasil mencetak 22 lulusan tenaga profesional di bidang Teknologi Ukir Program Setara Diploma-1.
Semua lulusan langsung terserap ke dunia industri di beberapa perusahaan, termasuk PT Ebako Nusantara yang bergerak di bidang furniture.
Program yang digagas Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) ini bakal berlanjut pada 2022 untuk memenuhi kebutuhan SDM Industri yang kompeten.
Direktur Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka) Kendal, Tri Ernawati mengatakan, 22 lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) itu dididik menjadi SDM yang kompeten di bidang ukir setelah menempuh pendidikan selama satu tahun.
Para lulusan program setara Diploma-1 Teknologi Ukir juga dibekali keterampilan dan kompetensi yang mendukung perkembangan industri dalam bidang teknologi ukir.
Mereka berasa dari beberapa daerah seperti Jepara, Kendal, Pati, Lampung, Kudus, Blora, dan Kota Semarang.
Tri Ernawari mengungkapkan, penyelenggaraan Program setara D1 Teknologi Ukir ini diawali atas keprihatinan komunitas ukir di Jepara karena kepeminatan seni ukir terus menurun, utamanya generasi muda.
Hal itu menjadi dasar kuat bagi Polifurneka Kendal untuk menyiapkan SDM yang profesional di bidang ukir.
Sehingga, kesenian ukir kembali tumbuh di Jawa Tengah hingga mengalir ke tingkat nasional dan internasional.
"Polifurneka mendapatkan tugas dari BPSDMI untuk mencoba membantu mengembalikan minat masyarakat Jepara dan sekitarnya dalam menjaga dan melestarikan budaya ukir," terangnya, Kamis (28/4/2022).
Penanggungjawab Program Setara Diploma-1 Teknologi Ukir Polifurneka Kendal, Supardi menambahkan, lulusan program ini langsung terserap di 9 industri.
Di antaranya, PT Mandiri Abadi, PT Ebako Nusantara, PT Gema Graha Sarana Tangerang, PT Asia Pasific Fiber, PT Master Kids Indonesia, PT Kayu Lapis Indonesia, PT Sekar Moelyo Putro, PT Inax & Sango serta UMKM.
Menurutnya, program ini memberikan kontribusi besar bagi kelangsungan dan perkembangan industri, dengan terpenuhinya SDM yang kompeten.
Supaya bisa membawa produk furniture sebagai salah satu komoditi unggulan Indonesia.
"Program pendidikan ini dibiayai full oleh Polifurneka untuk memenuhi kebutuhan industri," ujarnya.
Menurut dia, program yang sama bakal berlanjut pada 2022 dengan prodi Teknik Konstruksi Furniture dan Teknik Finishing.
Rencananya, setiap prodi bakal melahirkan 25 lulusan profesional yang siap terjun di dunia industri.
"Jadi nanti total ada 50 mahasiswa pada 2022 yang dibekali pendidikan dalam program ini. Ada dua program studi di 2022 yang sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan," jelasnya.
Seorang peserta, Denta Prastiyo mengaku bersyukur bisa mendapatkan pengalaman pendidikan yang luar biasa.
Dia siap menjadi tenaga industri yang handal di bidang Teknologi Ukir berbekal pendidikan selama setahun di Polifurneka.
"Bersyukur dengan program ini, kami bisa memiliki bekal yang lebih banyak untuk terjun ke dunua industri," kata dia.
Pada 2022 ini, Politeknik dan Akademi Komunitas melalui penyelenggaraan Program Setara Diploma 1, merangkul 976 mahasiswa terlibat dalam program setara diploma 1 yang diselenggarakan di 34 kelas, tersebar di 23 kabupaten/kota di 13 provinsi.
Program ini digalakkan dalam rangka memenuhi permintaan industri dengan menyiapkan SDM yang kompeten di beberapa bidang yang dibutuhkan.
Dalam keterangan tertulis, Kepala BPSDMI Arus Gunawan mengatakan, Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu merupakan salah satu upaya Kementerian Perindustrian untuk mendorong pertumbuhan industri melalui penetapan kebijakan pengembangan SDM.
Diharapkan dapat menjadi vokasi industri bertaraf global untuk mendukung pembangunan industri nasional, dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai negara industri tangguh.
Misi ini dilakukan untuk mengembangkan kelas industri, melalui Program Setara Diploma 1 di 13 provinsi yang ada.
Dengan harapan, keberadaan industri akan meningkatkan lapangan pekerjaan untuk menyerap tenaga kerja sektor industri 2021 lalu sebanyak 18,64 juta orang.
Meliputi, industri makanan dan minuman 5,4 juta orang, industri pakaian 2,32 juta orang, serta industri kayu dan barang 1,68 juta orang.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI), Restu Yuni Widayati menerangkan, Program D1 yang diinisiasi oleh BPSDMI Kemenperin merupakan upaya untuk menyelaraskan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi modern.
Di mana para peserta dibekali dengan ilmu-ilmu dasar terkait teknologi ukir menggunakan sistem otomasi, mulai dari mendesain produk sampai mengoperasikan mesin produksi.
"Kurikulum program setara D1 ini telah disesuaikan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri. Selain menjalani masa perkuliahan di kampus, peserta juga diterjunkan langsung untuk praktek magang di industri, guna melihat proses bisnis yang terjadi," jelasnya. (*)