Wawancara Ekseklusif

Bicara soal Puan Maharani, Masinton Pasaribu: Kepemimpinan Puan Natural

Masinton menilai Puan memiliki sepak terjang yang sangat panjang di karier politiknya."Beliau memang dikader dari mudanya..." katanya.

Editor: rustam aji
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Selain bicara big data yang dilontarkan Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan, anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menuturkan sosok Puan Maharani ideal untuk menjadi calon Presiden RI 2024.

Masinton menilai Puan memiliki sepak terjang yang sangat panjang di karier politiknya."Beliau memang dikader dari mudanya. Dikader oleh ayahnya almarhum Taufik Kiemas. Dikader oleh ibunya Bu Megawati," tuturnya saat wawancara di kantor Tribun Network, Jumat (15/4).

Berikut lanjutan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu:

Mengenai kandidat calon Presiden 2024 dari pribadi Bang Masinton siapa kira-kira yang pantas?

Ya mohon maaf kalau saya Puan Maharani. Beliau memang dikader dari mudanya. Dikader oleh ayahnya almarhum Taufik Kiemas. Dikader oleh ibunya Bu Megawati. Cuma memang beliau bukan tipikal yang minta ditepuk tangani, kepemimpinan beliau natural.

Tapi Bu Puan pasang-pasang baliho di mana-mana, itu bukan bagian dari pencitraan ya?

Nggak beliau sebagai Ketua DPR di kader partai. Yang masang kami kok. Bayangin di usia muda beliau dipercaya jadi ketua fraksi saat itu PDI Perjuangan oposisi.

Pada saat itu beliau mampu mengokestrasi sikap-sikap politik PDI Perjuangan. Kemudian berikutnya beliau jadi Menko PMK termuda. Sekarang beliau jadi Ketua DPR, emang mudah apalagi beliau sebagai Ketua DPR wanita pertama.

Kalau tidak punya leadership yang kuat memang mudah mengatur politisi. Para jawara semua tuh di Senayan. Artinya apa, orang yang tidak punya talenta kepemimpinan pasti amburadul agenda RUU atau kesepakatan-kesepakatan dengan pemerintah bisa berantakan.

Akan tetapi kepemimpinan beliau mampu membangun komunikasi antar pimpinan DPR, lintas fraksi, dan kemudian lintas alat komisi. Kalau kepemimpinan pencitraan sudah pasti gaduh mulu itu sidang paripurna.

Jadi elektabilitas yang dilakukan lembaga survey menjadi tidak penting ya Bang Masinton?

Sebagai sebuah kesimpulan untuk memilih pemimpin tidak cukup itu basicnya. Pencitraan itu bisa dipoles, saya ini saban hari di tengah masyarakat. Tapi saya males juga misalnya nongkrong di warteg posting vlog.

Almarhum Taufik Kiemas selalu bilang kepada kami kader muda saat itu. Kepada kami saja beliau sampaikan apalagi ke anaknya. Dia bilang begini bumi ini terlalu kaya dan bisa memenuhi seluruh kebutuhan makhluk manusia, namun tidak akan cukup memenuhi keserakahan satu orang.

Beliau juga sampaikan kalau partai kita menang jangan bikin orang lain enol. Negara ini harus berbagi, karena itulah prinsip gotong royong. Walaupun kita bisa mencetak skor 5-0 tapi jangan kasih skor segitu paling tidak 5-4 atau 3-2.

Kita butuh kepemimpinan yang betul-betul punya talenta leadership. Pemimpin negara harus mengelola keberagaman tadi jangan serakah atau bubar republik ini.

Apakah ada pesan kepada Pak Jokowi agar mengakhiri masa jabatannya soft landing?

Pak Jokowi tetap konsisten bekerja meneruskan agenda program pembangunan meskipun dua tahun belakangan ini kita dihadapi keadaan sulit baik nasional maupun global.(Tribun Network/Reynas Abdila)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved