Berita Semarang
Hepatitis Misterius Belum Dijumpai di Ibu Kota Jawa Tengah
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang menyebut belum ada mendapati kasus hepatitis misterius di ibu kota Jawa Tengah.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang menyebut belum ada mendapati kasus hepatitis misterius di ibu kota Jawa Tengah. Kendati belum ada kasus, Dinkes mewaspadai hepatitis misterius yang sudah ada di Indonesia.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, pihaknya langsung melakukan edukasi kepada masyarakat semenjak turunnya surat edaran dari Kementerian Kesehatan mengenai kewaspadaan dini adanya hepatitis akut misterius.
Pihaknya telah menjadwalkan kegiatan edukasi, termasuk mengenai hepatitis misterius kepada masyatakat.
Baca juga: Hepatitis Misterius Belum Tentu Jadi Pandemi Baru, DPR Minta Pemerintah Gerak Cepat
Jika terdapat masyarakat yang mengalami gejala mengarah ke hepatitis misterius diminta segera lapor kepada Dinkes agar bisa segera bisa secepatnya ditangani.
Masyarakat tinggal ke puskesmas atau lapor melalui telepon 11 2500 132. Dia tidak ingin pasien terlambat didiagnosa hingga menyebabkan tidak bisa tertangani.
"Silahkan, layanan 24 jam kami selalu ada. Apakah curiga ke arah sana karena hampir sebagian besar penyakit infeksi gejalanya mirip," terang Hakam, Senin (9/5/2022).
Hakam menyebutkan, hepatitis akut berhubungan dengan sistem pencernaan. Gejala hepatitis misterius ini diantaranya mual, muntah, diare, demam tinggi, hingga kekuningan. Pasien dengan gejala tersebut perlu diperiksa untuk memastikan apakah mengidap hepatitis A, B, C, D, atau E. Jika hasil pemeriksaan negatif, dimungkinkan masuk hepatitia misterius.
"Ternyata, ada peningkatan enzim transaminase, SGOT SGPT meningkat yang mungkin menjadi suspek hepatitis akut yang belum ditemukan obatnya," sambungnya.
Hakam melanjutkan, hepatitis misterius diketahui menyerang anak-anak di bawah usia 18 tahun. Informasi yang beredar di beberapa media sosial menyebutkan hepatitis misterius berakitan dengan vaksinasi Astrazeneca. Adapun, anak-anak khususnya di Semarang mendapatkan vaksin jenis Sinovac.
Dia meluruskan, bahan Astrazeneca berbeda dengan penyebab virus hepatitis misterius tersebut.
Astrazeneca sudah melalui metode yang dilakukan beberapa pakar. Sehingga, adenovirus tidak bisa melakukan replikasi di dalam tubuh seseorang.
Guna mencegah penyakit itu, Hakam mengimbau masyarakat tetap menerpakan protokol kesehatan misalnya mencuci tangan dan memakai masker. Masyarakat juga diimbau tidak membuang pampers sembarangan. Makanan juga harus higenis dan dipastikan dimasak dengan matang. (eyf/tribunjatengcetak)
KECELAKAAN MAUT : 2 Tewas Dalam Kecelakaan Beruntun di Tol Krapyak Jatingaleh Semarang |
![]() |
---|
Becikku, Kendaraan Listrik Karya Udinus Semarang Bisa Berjalan Tanpa Sopir |
![]() |
---|
DPMPTSP Jamin Pengurusan Perizinan Gratis, Jika Ada Oknum yang Tarik Biaya Segera Laporkan |
![]() |
---|
Cerita Pedagang Tembikar Musiman Dugderan Semarang, Lutfi : Saya Selalu Bersyukur Meski Sepi Pembeli |
![]() |
---|
Inilah Buku Ilustrasi Seri Rukun Iman Karya Zuna Mahasiswa Unnes, Sebelum Pameran Terjual 3000 Paket |
![]() |
---|