Berita Internasional

Rumah Para Pejabat Sri Lanka Dibakar Massa, Tentara Diperintahkan Tembak Perusuh

Petugas keamanan Sri Lanka diperintahkan menembak para perusuh di tempat untuk meredam aksi tersebut.

AP PHOTO/ERANGA JAYAWARDENA
Demonstran Sri Lanka memblokir jalan raya menuntut pengunduran diri pemerintah di Kolombo, Sri Lanka, Minggu, 3 April 2022. 

TRIBUNJATENG.COM - Aksi antipemerintah di Sri Lanka masih terus berlanjut setelah Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa mundur.

Petugas keamanan Sri Lanka diperintahkan menembak para perusuh di tempat untuk meredam aksi tersebut.

Para demonstran menyerukan mundurnya Presiden Gotabaya Rajapaksa karena terjadinya krisis ekonomi terparah negara itu.

Baca juga: Kerusuhan Berdarah Lengserkan Klan Paling Berkuasa di Sri Lanka

Abangnya, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, mundur pada Senin (10/05) di tengah bentrokan tentara dan para pengunjuk rasa.

Namun mundurnya Mahinda Rajapaksa gagal meredam protes yang berlangsung sampai Senin malam.


Pemerintah menginstruksikan tentara untuk melepaskan tembakan bagi siapaun yang menjarah atau "membahayakan nyawa orang."

Pemerintah mengerahkan puluhan ribu tentara, personel angkatan laut dan udara untuk berpatroli di jalan-jalan ibu kota Colombo.

Walaupun banyak tentara yang dikerahkan, pejabat tinggi polisi di Colombo diserang pada Selasa sore (10/05) oleh massa yang menudunya tidak berbuat cukup melindungi demosntran yang melakukan aksi protes damai.

Kerumunan massa antipemerintah membakar beberapa rumah milik keluarga Rajapaksa, beberapa menteri, dan anggota parlemen setelah Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri darijabatan perdana menteri Sri Lanka.

Aksi tersebut memicu bentrok dengan kubu pendukung pemerintah di luar kediaman Mahinda Rajapaksa. Kepolisian dan pasukan antihuru-hara kemudian dikerahkan. Aparat melepaskan gas air mata dan menembakkan meriam air.

 
Pejabat KBRI di ibu kota Colombo, Heru Prayitno mengatakan jalan-jalan sepi karena adanya jam malam.

"Situasi jalan-jalan pada malam ini mulai tenang, tak banyak masyarakat yang lalu lalang. Masyarakat membatasi keluar rumah kecuali untuk keperluan mendesak, karena adanya jam malam sejak Senin sampai Rabu pagi (11/05)," kata Heru.

Kericuhan semakin bereskalasi dan para demonstran membakar rumah keluarga Rajapaksa, beberapa menteri, dan anggota parlemen. Salah satu rumah yang dibakar adalah kediaman yang dijadikan museum oleh keluarga Rajapaksa di Desa Hambantota, bagian selatan Sri Lanka.

Tayangan yang dibagikan di media sosial memperlihatkan sejumlah rumah dilalap api dan disambut gegap gempita.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved